Monday, December 17, 2007

saatnya tumbuh menjadi orang dewasa,,


kalo mau jujur, sebenernya saat2 seperti sekarang adalah saat yang paling gw takutkan,,

alasannya adalah..

pertama, dalam hal dunia profesional kita udah benar2 dituntut kedewasaan dan profesinalitas kita,, inilah waktu saat kita mengeluarkan semua yang pernah kita pelajari, semua yang kita percayai, dan semua yang kita mampu.

kedua, dalam bidang sosial, kita benar-benar dituntut tanggung jawabnya. kalo dulu jaman mahasiswa kita salah, orang akan mengatakan "wajar lah, kan masih mahasiswa..",, sekarang kita udah dianggap sebagai seorang dewasa, dan dipanggil "Pak.." oleh orang2. hal ini memberikan implikasi bahwa kita harus berbuat bukan lagi seperti anak kuliahan atw anak sekolahan..selain itu kita, sebagai orang yang lebih beruntung, "dituntut" agar bisa lebih peduli kepada sesama. ada satu pertanyaan "kapan kita selesai memperjuangkan keadilan sosial?", jawabannya adalah "selagi kemiskinan dan kebodohan masih ada, maka perjuangan belum selesai"..

ketiga, dalam hal percintaan, pasti orang-orang udah pada nanya "kapan nikah??", padahal menemukan "seseorang yang ingin kita nikahi" adalah salah satu pencarian terbesar yang dilakukan seorang manusia selama hidupnya. selain itu, dalam umur yang sekarang kita ga bisa bilang bahwa menjalin hubungannya hanya untuk mengetahui apakah cocok apa engga, kalo cocok ya lanjut, kalo engga ya putus. setiap hubungan sudah mempunyai tingkat konsekuensi dan tanggung jawab yang begitu besar. sudah bukan saatnya lagi untuk terus-terusan tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan saat orang yang kita sukai/cintai meninggalkan/putus hubungan dengan kita. sudah bukan saatnya lagi terus-menerus menangisi nasib saat seseorang yang kita sukai/cintai memilih orang lain, bukalah diri dan bukalah hati, temukan yang terbaik.

sudah saatnya setiap ada masalah, kita berkata "I'm OK, and I will fix it. No matter how hard to try, I will do my best and I will find the solution."

sekarang adalah saatnya tumbuh menjadi orang dewasa,,

1 comment:

  1. Halo Ismail...aslm.wr.wb...punya blog juga toch...

    menarik juga topik yang ini...suatu pengakuan yang dideskripsikan secara utuh, apa adanya dan nyata..halah kaya apa aja hehe.

    aku mau kasi komentar per poin ya...

    pertama, dalam hal dunia profesional kita udah benar2 dituntut kedewasaan dan profesinalitas kita,, inilah waktu saat kita mengeluarkan semua yang pernah kita pelajari, semua yang kita percayai, dan semua yang kita mampu.

    yap...saya juga merasakan itu waktu pertama kali bergabung ke dunia kerja. segala manis pahit, suka duka harus ditelen tapi bagusnya kita banyak dapet pelajaran yang gak kita peroleh di sekolahan. dari semua yang kita peroleh di dunia kerja bisa mengajarkan kita untuk tidak naif, punya sense of crisis atau tanggap sama situasi sekitar, tau posisi kita ada di mana, tau harus bersikap sama banyak orang yang kelakuannya beda2 dan ajaib2. amazing pokokna.

    kedua, dalam bidang sosial, kita benar-benar dituntut tanggung jawabnya. kalo dulu jaman mahasiswa kita salah, orang akan mengatakan "wajar lah, kan masih mahasiswa..",, sekarang kita udah dianggap sebagai seorang dewasa, dan dipanggil "Pak.." oleh orang2. hal ini memberikan implikasi bahwa kita harus berbuat bukan lagi seperti anak kuliahan atw anak sekolahan..selain itu kita, sebagai orang yang lebih beruntung, "dituntut" agar bisa lebih peduli kepada sesama. ada satu pertanyaan "kapan kita selesai memperjuangkan keadilan sosial?", jawabannya adalah "selagi kemiskinan dan kebodohan masih ada, maka perjuangan belum selesai"..

    tanggung jawablah yang membedakan seorang sarjana dengan seorang mahasiswa, tanggung jawablah yang membedakan orang dewasa dengan anak kecil. catet ye hehe.

    ketiga, dalam hal percintaan, pasti orang-orang udah pada nanya "kapan nikah??", padahal menemukan "seseorang yang ingin kita nikahi" adalah salah satu pencarian terbesar yang dilakukan seorang manusia selama hidupnya. selain itu, dalam umur yang sekarang kita ga bisa bilang bahwa menjalin hubungannya hanya untuk mengetahui apakah cocok apa engga, kalo cocok ya lanjut, kalo engga ya putus. setiap hubungan sudah mempunyai tingkat konsekuensi dan tanggung jawab yang begitu besar. sudah bukan saatnya lagi untuk terus-terusan tenggelam dalam kekecewaan dan kesedihan saat orang yang kita sukai/cintai meninggalkan/putus hubungan dengan kita. sudah bukan saatnya lagi terus-menerus menangisi nasib saat seseorang yang kita sukai/cintai memilih orang lain, bukalah diri dan bukalah hati, temukan yang terbaik.

    naaahh poin favorit nih, paling demen mbahas percintaan hehehe. ada semangat dan sikap positif dalam paragraf yang ini....i really love it! mencintai dan dicintai gak hanya ngelibatin perasaan karena logika kita juga dituntut berperan disini. cinta emang membuat orang buta seperti pepatah bijak "Being in love sometimes like an hourglass, your heart filled up as the brain empties" Wajar aja ada euphoria saat menjalin hubungan karena kita senang akhirnya bisa mendekatinya lebih dekat, bersamanya hampir sepanjang waktu, menikmati senyum dan gelak tawanya yang enak diliat, dll yang dimana itu harus dinikmati sebagai suatu romantika kehidupan...meski kadang konyol, tapi proses pendewasaan juga loch hehe.

    Perlu diingat bahwa mencari pasangan yang sempurna adalah pekerjaan yang sia-sia. 100% cuma bisa diperoleh dengan cara 50% dari si cowok dan 50% dari si cewek dan dari situ baru bisa menghasilkan angka 100%. it takes two to tango, it takes two 50 to create 100, it takes two people to bulid a true love. hehehe...sotoy ya...maklum lah saya paling demen ngomong ginian eheheheh.

    Nice article salam....

    ReplyDelete