Friday, March 07, 2014

Antara Passion Dan Mission

Sekitar 5 tahun belakangan ini kata passion jadi trending. Motivator-motivator lah yang menyebarkan istilah ini sedemikian rupa sehingga terdengar sangat seksi. Betapa tidak, di tengah erangan orang-orang yang tidak bahagia atas pekerjaan (dan hidup mereka), tawaran untuk bekerja atas sesuatu yang disukai adalah sangat menggiurkan.

Bayangkan jika Anda bisa melakukan sesuatu yang Anda sukai. Anda enjoy melakukannya, bisa berprestasi (excellent), terasa mudah menghadapi berbagai tantangan di dalamnya (easy), dan bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan besar (earn). Istilah Easy, Enjoy, Excellent, Earn ini dipopulerkan oleh Abah Rama di leadpro.temubakat.com. Kalo Anda bisa mencapai 4E tersebut hidup akan indah, bukan? Iya, karena pekerjaan tidak lagi membuat susah tidur setiap Minggu malam dan tiap Senin pagi tidak lagi terasa bagai siksaan tiada akhir.

Tapi apakah passion, seperti yang tertuang dalam 4E, itu saja cukup? Mari kita tinjau kisah di bawah ini.


---

Alkisah ada seorang anak muda lulusan perguruan tinggi terkemuka di Bandung merantau ke Ibukota Jakarta. Dengan berbekal ijasah, pengetahuan, dan keahlian selama kuliah, dia berhasil memasuki sebuah perusahaan yang cukup ternama. Di sana dia bisa bekerja dengan efektif, belajar hal baru dengan cepat, dan dipercaya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan strategis. Gajinya pun lumayan, tidak begitu besar, tapi cukup, apalagi saat itu banyak teman-temannya yang di-PHK akibat krisis global. Rupanya dia telah menemukan passionnya. Dan benar saja karena memang dia mencintai bidang pekerjaan tersebut, bahkan rela bekerja hingga dini hari demi mengejar hasil yang maksimal.

Sekian waktu berlalu, dia merasa gundah. Hati terasa hampa. Tidak tahu sebabnya. Dia mulai kehilangan ketertarikan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dahulu membuatnya mata berbinar-binar. Rupanya dia mulai sadar bahwa dia bekerja untuk melayani kalangan sosial yang menurutnya tidak membutuhkan bantuannya. Pendeknya, dia gusar bahwa ternyata selama ini hanya orang-orang kelas atas yang menikmati jerih payahnya. Sementara, ketika dia melihat sekelilingnya, dia sedih ketika tidak bisa berbuat banyak atas begitu banyak masalah sosial yang terjadi. Makin kuat lagi perasaan tersebut karena dia berasal dari kampung di Jawa yang notabene dikelilingi oleh tetangga dari kelas bawah. "Masa sih saya menghabiskan waktu untuk membantu memperbaiki kualitas hidup orang-orang kaya saja?" batinnya.

Hari-hari berikutnya hati dan pikiran tambah campur aduk. Galau. Mulai lah dia menetapkan diri untuk menghabiskan sisa hidupnya untuk bekerja mendayagunakan tenaga dan pikiran untuk masyarakat luas. Dia ingin bersusah payah karena memikirkan kehidupan warga kelas bawah. Dia bercita-cita menghabiskan sisa hidupnya demi kemaslahatan umat.

Tapi dia mulai bertanya-tanya, apa jenis pekerjaan yang cocok dengan cita-cita tersebut? Sektor birokrasi, terutama yang berdampak luas seperti KPK atau Bappenas, bisa menjadi alternatif. Kerja di LSM pun pilihan yang cukup menarik. Namun saat dilihat kembali bagaimana job-desc di sektor-sektor tersebut, nampaknya tidak ada yang cocok dengan "passion" dia. Pengetahuan dan keahlian yang didapatnya selama kuliah tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan di sana. Ini membuat dilema tersendiri.

Di satu sisi, jika mengikuti passion, maka dia kehilangan gairah karena merasa memberikan manfaat kepada orang yang "salah". Tapi jika ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat luas, kapasitas dan minat dirinya tidak memadahi, dan salah satu implikasinya adalah dia harus belajar hal baru. Masalahnya, belajar hal baru penuh dengan ketidakpastian. Setelah lama berpikir, akhirnya dia memilih untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan cita-cita hidupnya. Dalam kalimat lain, dia memutuskan untuk meninggalkan passion demi bisa berjalan di jalur misi hidupnya.

Anyway, apa itu misi (eng: mission) hidup? Tidak seperti definisi yang salah kaprah yang menyebutkan misi adalah turunan dari visi, pengertian misi adalah "alasan keberadaan". "Mengapa (untuk apa) saya hidup di dunia ini?" adalah salah satu pertanyaan tentang misi hidup. Secara praktis, misi akan mengarahkan jalan hidup seseorang. Ia akan memberikan panduan dalam menghadapi berbagai peliknya pilihan-pilihan hidup di kemudian hari. Si pemuda tadi, merasakan bahwa misi hidup dia adalah memberikan manfaat bagi masyarakat luas, terutama kelas bawah.

Mulailah dia bergerak untuk menyiapkan diri keluar dari pekerjaan saat itu. Setelah mencoba ke sana-sini, mencicipi berbagai macam pekerjaan, akhirnya hatinya tertambat pada sebuah kelompok di sebuah institusi pendidikan tinggi. Di sana, dia melihat ada wadah untuk meredam kegundahan dan menumbuhkan gagasannya selama ini. Meski harus belajar hal baru, otak mesti jungkir balik guna memahami paradigma berpikir yang benar-benar beda, dia tetap enjoy. Memang belum sampai tahap easy, excellent, apalagi earn, tapi dia merasa bahwa akhirnya -- setelah sekian lama mencari jalan -- kini hidupnya bermakna. Jalan masih panjang baginya, tapi dia telah menyiapkan jalan yang tepat untuk menjalankan sisa usia.

---

Kisah di atas terinspirasi oleh kisah nyata. Meski ada banyak penyederhanaan di sana-sini, cerita tersebut memperlihatkan bahwa ada hal lain yang lebih esensial dibandingkan passion. Ia adalah mission. Passion akan membawa Anda sejauh bisa menikmati pekerjaan. Sedangkan mission akan membawa Anda bersyukur atas hidup yang telah dijalani karena telah memberikan makna bagi diri Anda dan orang lain, syukur-syukur kalau orang lain tersebut jumlahnya banyak dan tersebar luas. Dengan demikian, kepuasan atas pekerjaan tidak hanya didasarkan pada parameter-parameter pribadi, tapi pada seberapa besar manfaat yang diberikan. Semakin besar manfaat, semakin puas lah seseorang, dan semakin lapar untuk terus menggali ilmu dan potensi diri.

So, tips untuk menghadapi persoalan mission vs passion ini adalah:
1. Gali dulu kira-kira kepada kelompok masyarakat yang manakah Anda ingin memberikan manfaat? Atau, ketika nanti Anda bekerja banting tulang dan peras keringat, siapakah yang mendapat manfaat atas pekerjaan tersebut?
2. Berikutnya, petakan bidang-bidang pekerjaan yang bisa mengakomodasi keinginan pada poin 1.
3. Terakhir, pilih di antara bidang pekerjaan tersebut yang mendekati passion Anda (clue: cek lagi tentang 4E di atas).

Misalnya, jika Anda memiliki misi memajukan industri teknologi nasional, dan passion Anda adalah menjalin relasi dengan orang/pihak lain, salah satu pekerjaan yang bisa diambil adalah dengan bergabung dengan tim komersial/marketing di BUMN teknologi semacam IPTN atau PT Pindad.

Gitu deh. Semoga ga bikin galau. :)

P.s.: Kemiripan cerita atau karakter dengan Anda, maka itu hanya kebetulan belaka.

No comments:

Post a Comment