Thursday, November 04, 2010

Angkot (2)



DUDUK DI POJOK



Angkot mempunyai karakteristik yang unik. Langit-langit yang pendek (sehingga harus ruku' kalo mau mencari tempat), dan tempat duduk yang lebih mirip sebagai bangku kecil (bahasa jawanya "dingklik").

Masalah yang sering timbul adalah, kalau mau masuk suka susah karena ada sebagian orang yang hobi banget duduk di dekat pintu. Mau keluar pun juga susah karena alasan yang sama. Entah kenapa ada orang-orang tertentu yang hobi pisan duduk di dekat pintu dan sama sekali ngga mau masuk ke tempat duduk yang lebih dalam, apakah mereka tidak sadar kalau mereka mengganggu sirkulasi? Entahlah.

Oleh karena itu, saya hampir selalu memilih tempat di pojok. Alasannya biar tidak menyusahkan orang lain yang keluar/masuk. Juga biar bisa dapet spot untuk melakukan hobi saya, yaitu melamun. Hehe.

Thursday, October 28, 2010

angkot (1)

sopir angkot (A): bayarnya kurang nih.
saya (S): kan biasanya segitu, pak.
A: tapi tadi kan ngetem, jadi kurang dong kalo cuma bayar segini.
S: lha saya ngga minta bapak untuk ngetem. malah ini saya rugi waktu. mau ngga mau pokoknya segitu, saya ngga mau bayar lagi. titik! (langsung ngeloyor pergi).

:-/

Tuesday, October 26, 2010

milist,,

lagi banyak bencana gini, eh di milist itu malah rame ngomongin hal yang ngga penting banget.

hmm, dari dulu ngga pernah ketemu gimana caranya mensetting milist tersebut untuk sesuatu hal yang bener-bener kongkret.





any idea, guys?

Monday, October 11, 2010

Era VOC vs Era Kemerdekaan

Menurut saya, keadaan Indonesia sekarang relatif masih sama dengan kondisi jaman VOC. Sebab pokoknya ada tiga hal:

1. Ekonomi Indonesia masih bertumpu pada sektor komoditas (pertambangan, perkebunan, hasil hutan, gas, dan minyak). Persis seperti jaman VOC.

2. Timbulnya kebijakan pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan yang tidak berpihak pada masyarakat kecil. Padahal kita tahu, bahwa syarat mutlak kemajuan negara adalah kualitas SDM.

3. Indonesia dulu diajajah oleh VOC dengan cara merangkul para penguasa lokal untuk bisa menguasai dan memonopoli sumber-sumber ekonomi, serta kemudian memberikan upah kepada para penguasa lokal ini atas jasanya. Artinya adalah, perkawinan antara pengusaha dan penguasa sudah terjadi sejak jaman VOC hingga saat ini. Dan harap diingat pula, bahwa VOC bangkrut karena korupsi, dimana korupsi di jaman sekarang juga tidak kalah canggih. Mari kita lihat konteks Freeport di Papua dan Exxon di Blok Cepu, tampaknya VOC telah digantikan oleh MNC. Hampir tidak ada keberpihakan kepada industri lokal untuk bisa berkembang dan bersaing dengan industri asing.


Beberapa waktu yang lalu, ada tulisan dari Gita Wiryawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, yang sangat "berpihak" kepada kekuatan asing, yaitu yang penting rakyat sejahtera tidak perlu peduli darimana datangnya kesejahteraan tersebut (entah dari keringat sendiri ataupun dikasih sama bule). Mengingat jabatan yang diembannya, bisa disimpulkan secara kasar bahwa tulisan tesebut mencerminkan kebijakan presiden saat ini. Tulisan bisa dilihat di: http://cetak.kompas.com/read/2010/10/07/04310355/nasionalisme.ekonomi.



Hari ini ada dua tulisan, di media yang sama, yang kontra terhadap pendapat Gita Wiryawan tersebut. Yaitu: http://cetak.kompas.com/read/2010/10/11/03361975/kesejahteraan.yang.berdaulat dan http://cetak.kompas.com/read/2010/10/11/03460669/nasionalisme.ekonomi.vs.rendemen.modal.



Tambahan:


1. Masyarakat Indonesia saat ini belum pintar-pintar amat. Toh buktinya pemilu saat ini masih berkutat pada pencitraan agar bisa menang. Kalau masyarakat sudah pintar, maka pencitraan tidak akan berguna, yaitu karena masyarakat lebih mengutamakan ideologi dan program kerja.

2. Masyarakat Indonesia pun tidak terlalu bebas juga, masih ada kasus Pritta & Bibit-Chandra dikriminalkan. Lagipula, kebebasan berpendapat tidak ada artinya jika pemerintah tidak mau mendengarkan. Atau mungkin hanya mau mendengarkan Bos Besar yang berkantor di White House.


Happy monday!

Saturday, October 09, 2010

packed my bag,,,


I think, I should pack my bag.
leaving it all behind.
leaving all the thing I'm hoping for.
leaving all the dream I've dreamed.

I'm bleeding in a dark cold lonely night,
hoping that you'll go off my mind as my blood flow through.
the thing is, I'll walk away and not looking back.
I'll gather my courage to start from the scratch.

yes, I know, you know, friendship is all that matters.


-----09.10.10

Thursday, October 07, 2010

economics,,,

Saya mungkin termasuk aneh karena kuliah S1 di bidang teknik tetapi menyukai ekonomi (dan sebangsanya).
Buku pertama yang saya baca adalah Built To Last, karya Jerry I Porras & Jim Collins, kira-kira pas saya kuliah tingkat II. Beruntung banget karena sekalinya baca buku tentang bisnis eh ternyata buku tersebut adalah buku yang sangat bagus dan menurut saya wajib dibaca oleh semua orang.
Setelah itu cukup banyak membaca buku2nya Hermawan Kertajaya, John C Maxwell, Jack Welch, dll. Sekarang sedang menyelesaikan baca buku The End of Poverty.

Makanya ketika pengen S2, jurusan yang saya inginkan adalah semacam MBA, MM, ME, dll.
Pernah daftar ke MBA Utrecht ga keterima, kemudian Innovation Management di Eindhoven ga keterima, trus ke Scotland juga ga keterima, nah sekarang jadi udah agak ilfil mau daftar2 lagi.

Eh, tapi ada anak FT yang meracuni jurusan yang sedang diambilnya, Engineering and Policy Analisis, di Deltf. Tampak menarik banget. Hmmm.
Ini resumenya:

http://www.tbm.tudelft.nl

In contemporary society, many of the most vexing issues we face cannot be solved by technology alone. Engineering excellence must be coupled with insight into societal needs and the mastery of project and process management tools.

At the intersection of technology and public policy
TU Delft's MSc Programme in Engineering and Policy Analysis (EPA) is an international interdisciplinary programme, designed to provide its graduates with a unique combination of technical, analytical and management skills. Equipped with these skills, graduates can play leading roles at all levels of society, solving complex problems that arise when the interests of public and private parties conflict. Crossing the boundaries of technical and non-technical disciplines, the programme can be said to be situated at the intersection of technology and public policy.

More than technical skills
The purpose of the EPA Programme is to provide students not only with the technical skills that you would expect to acquire in a standard engineering curriculum, but also with analytical, modelling, and problem solving skills. The core of the programme consists of policy analysis, systems modelling, economics and management courses. With a strong international orientation, EPA places particular emphasis on comparative analysis, as well as intercultural cooperation and project management.

Programme structure
The four main themes in Engineering and Policy Analysis are

  • Policy Analysis
  • Economics
  • Systems Modelling
  • Management


-------Menarik kan??? ;p
*starting day dreaming*

Wednesday, October 06, 2010

itu tergantung pribadi masing-masing,,

itu tergantung pribadi masing-masing...
betapa saya membenci kalimat tersebut.
ya, saya tahu bahwa setiap orang mempunyai prinsip masing-masing.

tetapi......setiap orang berhak untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. itu sudah dijamin oleh negara dan PBB.

mungkin masalahnya bukan takut untuk berbicara, tetapi karena tidak yakin terhadap apa yang menjadi prinsip hidupnya, sehingga untuk mengutarakan pendapatnya pun ragu.

ngomong aja lah. menurut kamu gimana, itu benar atau salah. ngga perlu takut ini atau takut itu.
asal dikeluarkan melalui serangkaian pemikiran berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, insyaAllah apa yang kamu bicarakan bukan omong kosong.
lagipula, anak muda gitu lho, ngga perlu khawatir apa-apa.

:D

Sunday, October 03, 2010

Rocket Man,,

Setiap lebaran (atau setiap pulang ke rumah), ibu saya selalu mengatakan sesuatu yang menunjukkan bahwa beliau sangat menginginkan anak-anaknya bisa di dekat beliau setiap saat.
Ya, ibu saya sedang terjangkiti empty nest syndrom, dan itu saya maklum karena dari tiga bersaudara, dua diantaranya, yaitu saya dan adik cewe saya merantau. Hanya untungnya adik saya merantau di Semarang, jadi bisa mudik dua minggu sekali. Sedangkan saya paling 3-4 bulan sekali baru pulang ke Magelang.
Saya pun juga sedih sekali harus meninggalkan ibu dan adik-adik saya. Tapi apa daya, faktor kompetensi yang membuat saya harus mencari penghidupan di dekat-dekat pusat keuangan negara (sering disebut Jakarta).

Nah, ketika suatu malam, saya sedang sedih karena teringat ibu saya, dan juga kangen sama seseorang, eh di sebuah serial TV ada lagu yang pas banget deh. Judulnya Rocket Man, dinyanyikan oleh Elton John. Cekidot.


She packed my bags last night pre-flight
Zero hour nine a.m.
And I’m gonna be high as a kite by then
I miss the earth so much I miss my wife
It’s lonely out in space
On such a timeless flight

And I think it’s gonna be a long long time
Till touch down brings me round again to find
I’m not the man they think I am at home
Oh no no no I’m a rocket man
Rocket man burning out his fuse up here alone

Mars ain’t the kind of place to raise your kids
In fact it’s cold as hell
And there’s no one there to raise them if you did
And all this science I don’t understand
It’s just my job five days a week
A rocket man, a rocket man

And I think it’s gonna be a long long time...


T_T

Thursday, September 23, 2010

sukses tuh hewan berjenis apa sih???

di antara teman-teman seangkatan di kampus, mungkin saat ini saya adalah orang yang paling bingung dengan masa depan saya. gimana tidak. di saat teman-teman yang lain merencanakan menikah atau akselerasi karir, saya masih disibukkan dengan pertanyaan : "apakah yang Allah inginkan dariku?".

jadi gini, saya masih bingung dengan jalan apa yang ingin
saya ambil. background saya adalah engineer, engineering physics tepatnya, dengan spesialisasi di lighting dan acoustics.
sebagai engineer, apalagi engineering physics, sebenernya
saya bisa masuk kemana-mana. ke industri proses bisa, ke EPC bisa, bahkan ke dunia eksplorasi perut bumi pun bisa. dengan background pendidikan yang frontier, di perbatasan, saya "tinggal" belajar lagi untuk memperdalam sesuatu. tapiiiiiiii.... heuuuh... ini berat... *bentar minum dulu*.

mulai darimana ya. ah mulai dari pas dulu masih kuliah aja ya, eh dari masih kecil aja deh.

jadi. dari kecil
saya diajarkan untuk punya integritas. artinya adalah berusaha untuk mencapai kebenaran secara menyeluruh. setengah benar bukanlah kebenaran. dan setitik keburukan adalah keburukan, harus berani mengakui itu. itulah yang diajarkan almarhum ayah saya.

sejak
smp saya sudah suka menonton Dunia Dalam Berita. sebabnya adalah karena antara jam 7-9 malem TV harus mati. jadilah tiap habis belajar saya menonton berita yang kontennya kebanyakan politik dan ekonomi dunia itu. akibatnya saya jadi tahu konflik irak-kuwait, konflik korsel-korut, konflik israel-palestina, konflik china-taiwan, konflik us-kuba, dan konflik-konflik yang lain. juga waktu itu sudah tahu apa bedanya partai republik dan partai demokrat, bedanya clinton dengan bush sr., dll.
jadi, dunia politik dan ekonomi sudah merasuk ke dalam pikiran sejak masih abg. ngeri betul deh.

trus di saat kuliah, saya banyak membaca buku manajemen, ekonomi, leadership, dan politik. buku kuliah malah jarang dibaca (kecuali saat tingkat 4), hehe.
buku yang sangat berpengaruh di antaranya adalah Built to Last, skill with people, buku2nya John C Maxwell, daannnn ini yang bikin teracuni adalah buku2nya ICW (Indonesian Corruption Watch) dan Confession of an Economic Hitman.

nah dua buku itu benar-benar merubah hidup saya.

dulu, ketika awal-awal masuk ITB, saya berangan-angan kerja di perusahaan besar, multi national gitu lah, biar bisa dapet gaji gede. dengan gaji gede saya bisa membuat diri saya mandiri, cepat nikah, beli rumah bagus, bisa mengakses fasilitas kesehatan yang bagus, dan bisa memberikan jaminan pendidikan yang baik buat anak-anak saya kelak. serta bisa menghajikan ibu saya selagi beliau masih sehat.

eh, dasar buku kritis itu racun sih ya. dari buku-buku ICW saya jadi tau bagaimana negara kita yang kaya raya ini dimiskinkan sedemikian rupa oleh bule asli maupun bule berkulit sawo matang. dari bukunya John Perkins, saya jadi tau bahwa perusahaan-perusahaan asing yang keren dan bergaji besar itu datang untuk merampok negara. ah sudahlah saya tidak usah membahas bagaimana mekanismenya, bikin sakit hati.

nah, imbasnya adalah, pertama, saya jadi tidak mau bekerja di perusahaan asing, terutama perusahaan yang terang-terangan mengeksploitasi alam indonesia maupun hanya menempatkan indonesia sebagai pasar. kedua, saya jadi malas bekerja di pemerintahan dan BUMN karena korupsinya yang aduhai (dan saya buktikan sendiri sekarang-sekarang). ketiga, saya jadi pengen balik ke kampung, karena saya tau bahwa masyarakat pedesaan (daerah) adalah masyarakat yang jadi korban dari praktek neokolonialisme ala kapitalis global dengan antek-antek neolib dengan agen di Indonesia-nya. keempat, saya jadi pengen mendalami politik dan ekonomi, ya semacam pengen masuk ke dunia politik, biar bisa berkontribusi dalam memajukan negara dengan lebih baik lagi karena kehidupan sebagai engineer di negara ini menurut saya hanya menjadi alat dari berbagai kepentingan.

repot kan jadinya. secara ijasah saya engineer, eh ini maunya masuk ke politik. politik disini adalah bermain di dalam kebijakan publik. bentuknya bisa saja menjadi pemangku jabatan, atau bisa juga menjalankan semacam LSM yang bergerak di pengembangan komunitas (community development).

nah dimanakah saya sekarang? saat ini masih terpuruk, yang menurut salah satu alumni jurusan saya, di dunia akuarium. disebut akuarium karena tampak indah dan nyaman, padahal sebenarnya sedang mengkerdilkan diri sendiri, keluar dari sunnah manusia sebagai khalifah yang seharusnya bertualang di dunia ini dengan gagah berani untuk memperjuangkan mimpi dan idealisme.

ah korupsi memang telah merenggut mimpi banyak orang. termasuk saya yang pengen masuk ke dunia politik tapi alergi dengan segala bentuk kanibalisme disana.
setiap hari kita melihat orang makin susah, anak putus sekolah, orang miskin tidak mendapat pelayanan kesehatan, dan itu semua hanya disebabkan oleh makhluk busuk bernama koruptor. setiap kebaikan di negara ini dijegal oleh monster bau tengik bernama koruptor.

sementara ini, saya hanya bisa mengangan-angankan apa yang ingin saya lakukan. masih sibuk juga memikirkan bagaimana saya bisa membiayai sekolah kedua adik saya sih. sementara ini yang penting survive dulu. eh saya ngga lupa kok dengan mimpi saya. akhir-akhir ini sedang mencermati sebuah program S2 di negara nan jauh disana bernama Engineering and Policy Analysis. tampak menarik.

kembali ke judul. sukses itu apa sih? buat saya, sukses adalah ketika kita nanti kembali ke Allah, kita dengan mantap melaporkan bahwa kita sudah mendayagunakan semua fasilitas yang Allah berikan untuk kemuliaan agama dan masyarakat. soal apakah Allah berkenan dengan apa yang kita lakukan atau tidak, itu urusan Allah. yang ini adalah pengaruh dari Abah Rama. ya Abah Rama adalah pe-racun saya yang lain. :D

Tuesday, September 21, 2010

sayonara..




di bawah langit ini, akankah kita memandang bintang yang sama?


"Dear God the only thing I ask of you is
"to hold her when I'm not around,
"when I'm much too far away"
-Avenged Sevenfold-

....


Wednesday, September 08, 2010

frog princess,,,

tentu kamu boleh mencintai sesuatu dengan sepenuh hatimu dan segenap jiwamu. yang paling penting adalah, jangan sampai salah mengidentifikasi si sesuatu itu.


ada seorang teman mempunyai teori, bahwa ada satu fase dalam kehidupan seorang manusia dimana ia harus melepaskan sesuatu atau seseorang yang telah begitu dalam mengisi hatinya. hal ini adalah sudah menjadi rahasia Tuhan, bahwa manusia harus belajar untuk sabar, ikhlas, dan menghargai sesuatu. dan seperti biasa, Tuhan selalu memberikan pelajaran kepada kita melalui hal-hal yang seringkali membuat kita memecahkan kepala dan menguras emosi, bukan hanya sekedar dijejalkan kepada kita secara gratis.

begitu juga dengan hidup saya.

saya selalu memberikan kesempatan kepada diri saya untuk fokus dan bertanggungjawab atas apa yang saya pilih. ketika menjalani sesuatu dengan sepenuh hati, saya selalu menuntut diri untuk total, dan yang terjadi adalah saya memandang sesuatu tersebut sebagai satu-satunya hal yang pantas untuk diperjuangkan.

mengutip kata2 mas pram di Bumi Manusia,"seorang terpelajar haruslah adil, bahkan sejak dalam pemikirannya", membuat saya hanya menyediakan satu ruang di dalam hati saya yang cuma sebiji ini
untuk diisi oleh seseorang. selesaikan satu persatu, ambil resiko, jika gagal maka ngga perlu lagi memandang ke belakang, itu prinsip saya, yang jelas tidak mudah. karena resikonya adalah ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan, maka tidak ada lagi back up plan dan selalu susah untuk move on.

tetapi sekarang saya sudah belajar, bahwa fokus dan kemudian gagal bukan berarti harus berlama-lama tenggelam di dalam kegagalan tersebut.
setiap akhir dari sesuatu adalah awal dari sesuatu yang lain.
kegagalan boleh selalu berulang ratusan atau bahkan ribuan kali, tetapi yang harus ada adalah bahwa pastikan kita menjadi manusia yang lebih baik karena kita lulus, bukan sekedar lolos, dari ujian-ujian tersebut.

mungkin Allah tidak mengijinkan kita untuk berhasil karena kita salah mengidentifikasi sesuatu yang kita perjuangkan. kalau apa yang kita perjuangkan selaras dengan apa yang Allah rencanakan, maka tiada lagi hal yang bisa merintangi untuk berhasil.

sebuah cerita populer mengatakan
"you have to kiss a lot of frogs before you find your handsome prince". anyway, dengan konteks yang mirip dengan cerita tersebut, saya merasa bahwa sepertinya kemarin-kemarin saya mengidentifikasi 'katak' yang salah, maka tidak heran jika hasilnya kurang baik.
dan akhir-akhir ini saya merasa akhirnya bisa mengidentifikasi 'frog princess' milik saya dengan benar.
ya, hidup saya memang selalu ditempel oleh cobaan, hampir tidak ada yang mudah di dalam kamus hidup saya, yaitu bahwa kenyataannya apa yang saya identifikasi tersebut tidak sedang dalam kondisi yang netral.

eh. imbas dari ketidaknetralan tersebut, membuat saya harus menahan dan bahkan mengalihkannya kepada hal yang salah, dengan alasan bahwa saya tidak boleh egois, mementingkan diri sendiri, dan sebagainya. bahkan, sebagai akibat posisi dia yang sudah tidak netral, saya kadang sengaja bertingkah laku konyol atau kurang baik agar dia memandang jelek saya dan menjauh dari saya. hanya saja, ini ada sejuta pertanyaan, yaitu entah kapan saya bisa mengeluarkannya. ya seperti yang dibilang oleh Dr. Otto Octavius di Spideman 2 lah, toh saya juga tidak akan bisa menyembunyikan selamanya. juga mas john mayer sampe bikin lagu dengan judul "say", dan ada band lokal bernama endah 'n ressa jg menyuarakan yang sama. sehingga sepertinya lebih baik saya keluarkan ketika memang disana masih ada kesempatan.
dan akan ada lagi berjuta-juta pertanyaan, yaitu kemungkinan seperti apa yang akan terjadi ketika akhirnya saya mengambil resiko.

anyway, ada juga teman saya yang lain pernah mengatakan. bahwa ada satu fase hidup dimana kita akan menyukai hal-hal yang kita inginkan, dalam artian bahwa yang kita inginkan adalah karena sesuatu itu terlihat keren, sexy, atraktif, dsb.
dan kemudian kita menuju fase kedua, yaitu kita menyukai hal-hal yang kita butuhkan, dalam artian bahwa yang kita butuhkan adalah sesuai dengan karakter dan mimpi2 kita. dalam fase kedua ini, kita justru mengesampingkan hal-hal yang menjadi pertimbangan utama dalam fase pertama (keren, sexy, atraktif).
meminjam slogan salah satu sekolah SMA terkenal di bandung, "knowledge is power, but character is more". nah, di fase kedua ini mempunyai slogan yang mirip, "beauty is power, but character is more".
dan sepertinya, saya sudah berada di fase kedua tersebut.

apapun hasilnya nanti, yang pasti saya bersyukur karena ternyata parameter-parameter yang saya jadikan landasan saya berpikir bukan omong kosong, yaitu bahwa itu nyata adanya.
memang ia tidak sempurna, tetapi akan keterlaluan sekali jika saya meminta lebih untuk sesuatu yang begitu indahnya.

God always has a good reason.

Sunday, September 05, 2010

ada sesuatu,,,

dan sekarang, sepertinya aku sudah berjalan cukup jauh.
jatuh, terlempar, terlupakan, tergilas, dan aku bangkit berdiri tegak.

selalu ada sesuatu dibalik sesuatu.
itulah yang ingin Allah berikan kepada kita.
sebuah pelajaran untuk sabar dan ikhlas.

jika memang ada sesuatu di balik sesuatu,
engkaukah sang sesuatu tersebut?

sementara ini biarkan semuanya mengendap.
sampai aku bisa melihat melalui cakrawala yang lebih luas.
sehingga nanti aku akan kembali mengambil resiko.

Saturday, August 07, 2010

arti bersabar,,,

Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?”.

“Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah.

“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku, “kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu.”

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di ujung cerita kehidupan. Usaha tidak selalu membuahkan hasil yang diharapkanm tapi yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Kehadiran tiap insan pun tidak ada yang sia-sia.

Yakinlah bahwa memang ada peran yang memang hanya kita yang harus memainkan itu, dan berbahagialah karena dengan itu kita bisa membuat dunia semakin berarti. Manusia tidak pernah tahu apa yang baik, tapi dia akan selalu mendapat yang terbaik untuknya pada waktu, tempat, dan kondisi yang tepat. Skenario besar selalu berbicara dan ada maksud di balik itu semua.

Dan kalau memang kita tahu ada peranan itu, sudahkah kita mempersiapkan diri dengan cukup untuk memainkannya dengan baik pada saatnya tiba nanti? Are we ready yet?

Mari kita mempertajam peranan dalam sistem semesta, dan bersama-sama mengembalikan keseimbangan untuk keberlanjutan kehidupan semua. If our earth has 6 billion people and good and bad come around all the time, why don’t we choose to be in the good side?

**copas dengan perubahan judul dari:
http://lequoaila.wordpress.com/2010/03/17/tentang-usaha-hasil-dan-determinasi/

Tuesday, July 27, 2010

Saturday, July 24, 2010

black, brown, and white.

so, this is the new blog layout.
black, brown, and white.
dedicated to my best best best friend who like that colors so much.

"hei, hold tight to your faith, my friend.
"keep calm, for the good of the "both" of you.
"you always have us, your friends, at your side.
"we can make it."

bandung,24 july 2010
21th days of trike aircraft lost.

Friday, July 09, 2010

Jerman vs Spanyol (serta Barcelona vs Inter)

Spanyol menggunakan sistem possession football dengan umpan-umpan pendek (disebut juga tiki-taka, atau orang Inggris menyebutnya tippy-tappy). Keywordnya adalah quick pass & one touch. Sistem ini adalah pengembangan dari totaal football yang dibawa oleh Johan Cruyff ke Barcelona. Dan memang tim Spanyol sekarang adalah sangat identik dengan tim Barcelona, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Barcelona jilid 2, seperti halnya Jerman sangat identik dengan Bayern Munchen.
Jadi, nyawa dari tim Spanyol adalah menguasai bola sebanyak mungkin, bahkan Iniesta sendiri mengatakan bahwa pemain Spanyol tidak akan nyaman bermain bola jika tidak memegang bola, sehingga mereka akan berusaha sekuat tenaga bagaimana untuk bisa memegang bola selama mungkin.

Tidak semua negara bisa menggunakan sistem yang dipakai Spanyol karena butuh skill yang ekstra tinggi, skema permainan yang rumit dan detail, kerjasama yang dibangun sejak lama sekali karena membutuhkan kekompakan yang luar biasa, dan stamina yang lebih karena pemain jadi banyak bergerak. Hampir semua pelatih di WC 2010 mengatakan bahwa tim Spanyol mempunyai generasi pemain paling baik di turnamen, bukan hanya tim starter-nya saja, tetapi tim cadangannya pun berkualitas sama dan bahkan mempunyai karakter yang berbeda sehingga bisa memberikan perbedaan skema permainan jika tim Spanyol menemui jalan buntu. Contohnya, skema permainan akan berbeda jika menggunakan Pedro atau Fabregas yang lebih bermain ke tengah dengan jika menggunakan David Silva & Jesus Navas yang merupakan pemain sayap murni yang bermain melebar.

Kelebihan dari skema permainan ini adalah struktur aliran bola yang sangat rapi dari belakang ke depan sehingga enak dilihat dan hasilnya adalah tim Spanyol akan lebih banyak menekan lawan-lawannya sehingga lawan bisa stress. Motto "a goal is the last passing" yang dikeluarkan oleh Johan Cruyff ketika melatih Barcelona mencerminkan betul betapa Spanyol sangat bagus dalam passing dan pergerakan pemain.
Kelemahan sistem ini, salah satunya adalah posisi pemain bisa menjadi agak acak karena harus bergerak kesana-kemari, sehingga bisa kewalahan jika harus menghadapi serangan balik yang cepat. Kelemahan yang lain adalah stamina yang bisa terkuras ketika mendekati akhir permainan karena pemain Spanyol lebih banyak bergerak.

Pola permainan Jerman sebenarnya sangat simpel, yaitu bertahan bersama-sama dan menyerang bersama-sama. Keywordnya adalah steady-wave (baik dalam menyerang maupun bertahan), stamina yang kuat, dan disiplin dalam bermain. Jerman tidak mengandalkan kualitas individu, tetapi lebih kepada strategi bermain, oleh karenanya dinamakan text-book football. Jerman sangat menghindari kesalahan individu seperti salah mengumpan, marking dari sisi yang salah, dan penempatan posisi yang tidak tepat. Tetapi pemain Jerman sekarang berbeda dengan sebelum-sebelumnya karena ada beberapa pemain yang mempunyai skill tinggi dan bisa mem-drible bola dengan baik (seperti Lahm, Schweinsteiger, Marko Marin, dan Ozil). Mereka bertahan dengan sangat disiplin, dan menyerang dengan cermat. Motto "a machinist will not stop the train before the last station" sangat dijiwai oleh semua pemain Jerman.

Jika Spanyol bermain agak "berputar-putar" dan Inggris bermain ekstra cepat, maka Jerman akan bermain dengan sabar, langsung menuju ke area lawan, berdasarkan skema yang sudah dilatih, dan dalam tempo yang tetap.

Dalam kasus Spanyol vs Serbia, kelemahan Spanyol dalam serangan balik bisa dimanfaatkan betul oleh Serbia. Sehingga Del Bosque sebagai pelatih tim Spanyol memperbaiki dengan salah satunya caranya adalah menempatkan Xabi Alonso lebih dalam ke garis pertahanan untuk menahan laju bola.

Dalam kasus Spanyol vs Jerman, memang Spanyol berhasil menggunakan kelebihan mereka dalam skill individu, penguasaan bola, dan pengalaman (tim Spanyol adalan tim yang hampir sama dengan saat menjuarai piala eropa 2008, sedangkan tim Jerman sekarang lebih banyak pemain timnas U-21 yang menjuarai piala eropa U-21 tahun lalu). Jerman cukup bisa mengimbangi dan merusak permainan Spanyol sehingga kita bisa melihat bahwa Spanyol sebenarnya tidak cukup banyak memegang bola karena penguasaannya hanya 51% (Spanyol dan Barcelona sering mempunyai penguasaan bola lebih dari 60%), sehingga bisa dikatakan cukup beruntung mempunyai duet maut Xavi-Puyol yang memang di Barcelona sudah cukup sering mereka berdua sukses menjalankan set-piece dimana Xavi menendang sepak pojok dan Puyol muncul dari Belakang. Sedangkan Jerman justru gagal mengembangkan permainan kolektif mereka dalam serangan balik yang cepat, efektif, dan cermat. Sebabnya mungkin karena Ozil memang mempunyai stamina yang kurang baik dan Klose sedang kurang fit.


Dalam kasus Barcelona vs Inter, tentu tidak bisa dipisahkan dari seorang Jose Mourinho. Jose Mourinho sebenarnya adalah penganut sistem sepakbola Jerman, ditambah sentuhan lain dengan menggunakan pemain kreatif (seperti Deco di Porto dan Sneijder di Inter). Pertahanan adalah kunci dari sepakbola, seperti halnya yang diyakini oleh Capello.
Inter menggunakan formasi 4-5-1 dimana ketika bertahan akan menjadi 8-1-1 yaitu menumpuk 8 pemain bertahan (4 bek dan 4 DM; bahkan Eto'o yang striker pun dipaksa menjadi DM), 1 pemain tengah (Sneijder), dan 1 striker (Milito). Bahkan ketika bermain di Nou Camp, Mourinho menurunkan 5 bek. Ketika menyerang, formasinya berubah menjadi 6-2-1-1.

Barcelona yang menggunakan umpan pendek dan cepat diatasi dengan memasang pertahanan sangat rapat dan disiplin. Hal ini dimungkinkan karena Inter mempunyai bek yang sangat berpengalaman dalam diri Lucio, Maicon, Walter Samuel, Zanetti, dan Chivu, serta pemain DM yang tangguh seperti Cambiasso, Thiago Motta.
Sayangnya Barcelona tidak mempunyai plan B saat membentur tembok pertahanan Inter, yaitu Barcelona memasang pemain sayap yang cenderung ke tengah (Iniesta & Pedro), tidak seperti timnas Spanyol yang memiliki alternatif lain pada Jesus Navas dan Silva yang merupakan pemain sayap murni dan bermain melebar.
Kelemahan Barcelona dalam serangan balik dimanfaatkan betul oleh Inter dengan kerjasama yang apik antara Sneijder dan Milito.

Sejarah pertemuan Mourinho dengan Barcelona dimulai saat masih di Chelsea pada Liga Champion musim 2005-2006 dengan kekalahan Mourinho, Liga Champion musim 2008-2009 juga dengan kekalahan Mourinho, dan saat di Inter pada Liga Champion musim 2009-2010 dengan kemenangan di pihak Mourinho.

Di sisi ini Mourinho terpaksa menelan ludahnya sendiri karena setelah Chelsea vs Tottenham Hotspur September 2004 yang berakhir 0 - 0, ia berkata, "As we say in Portugal, they brought the bus and they left the bus in front of the goal. I would have been frustrated if I had been a supporter who paid £50 to watch this game because Spurs came to defend. There was only one team looking to win, they only came not to concede - it's not fair for the football we played".

Kali ini Mouriho lah yang memarkir bus di depan gawangnya.


salam,

2010 07 08

Thursday, July 08, 2010

Defensive Midfielder

Apa yang membedakan antara tim Inggris, Perancis, Portugal, & Italy yang gagal di babak awal piala dunia kali ini dengan tim Argentina, Jerman, Belanda, Brazil, dan Spanyol?
Salah satu jawabannya adalah kualitas defensive midfielder yang dimilikii oleh Argentina, Jerman, Belanda, Brazil, & Spanyol memang lebih baik. Sepakbola modern membutuhkan sistem pertahanan yang lebih kuat karena telah berkembang begitu pesatnya pola serangan, baik lewat sayap maupun lewat tengah.

Mengapa bukan kualitas strikernya? Mari kita bahas.

Defensive midfielder (DM) atau biasa disebut juga holding midfielder atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai gelandang bertahan, adalah pemain yang di dalam formasi mempunyai daerah bermain di tengah lapangan. Posisinya yang berada di antara bek dan striker, membuat peran DM disebut sebagai penghubung antara lini depan dan lini belakang, juga disebut sebagai second line pada saat penyerangan dan first line saat bertahan.

DM harus bisa memainkan peran menyerang maupun bertahan dengan baik. Karakteristik yang harus dipunyai seorang DM adalah fisik yang kuat karena harus mengcover lapangan lebih luas, skill untuk bermain bertahan dan menyerang sekaligus, kemampuan membaca serangan, & mempunyai visi bermain yang baik karena perannya yang biasanya menjadi titik awal dari skema menyerang, baik ketika harus memutar otak untuk membongkar pertahanan lawan maupun ketika akan melakukan serangan balik.
Jika peran bek yang utamanya adalah menjaga kotak penallti dan "menyapu bersih" bola lawan, maka DM perannya adalah pada pertahanan zona (meminimalisasi ruang), marking, dan mengamati pergerakan lawan.
Berbeda pula dengan para striker dan gelandang menyerang yang tugasnya adalah membongkar pertahanan lawan, tugas DM adalah menjadi pelapis ketika fase serangan gagal menembus pertahanan lawan dan memberikan perlindungan saat ada serangan balik.

DM, dalam pandangan saya, ada dua jenis. Jenis pertama adalah DM yang bertipe petarung, contohnya adalah Javier Mascherano (Argentina), Gilberto Silva & Felipe Melo (Brazil), Sami Khedira (Jerman), & Nigel de Jong (Belanda).
Jenis kedua adalah bertipe pengatur alur bola atau saya menyebutnya pemain jangkar atau disebut juga "Box-to-box" midfielder, contohnya adalah Xabi Alonso (Spanyol), Pattrick Viera (Perancis), Bastian Schweinsteiger (Jerman), & Van Bommel (Belanda).
DM jenis kedua sangat dibutuhkan oleh tim karena darinyalah serangan dimulai dan pertahanan dibangun. Argentina sebenarnya mempunyai DM jenis ini pada diri Esteban Cambiasso, akan tetapi tidak dibawa oleh Maradona.
Nah, kemanakah para pemain tengah yang lain? Gerrard, Lampard, Xavi, & Iniesta adalah Central midfielder (CM), sedangkan Sneijder, Ozil, Messi, CR, & Kaka adalah attacking midfielder (AM). Sering juga CM dan AM disebut sebagai playmaker karena memang bertanggungjawab penuh dalam membagi bola, mengatur skema penyerangan, dan menentukan tempo permainan.
DM memang tidak perlu berskill tinggi macam para AM atau mempunyai tembakan keras dan akurat macam striker, tetapi kemampuan membaca permainan, mempertahankan daerah, merebut bola, & membawa bola ke depan adalah yang paling utama.

Perkembangan formasi sepakbola dari 3-4-3 ke 4-4-2 dan sekarang ke 4-5-1 (atau bisa disebut juga 4-4-3), salah satunya adalah untuk mengakomodasi kebutuhan tim pada peran defensive midfielder yang handal.
Pada pola 4-4-2, permainan bertahan dilakukan oleh 4 bek, 1 gelandang bertahan, dan kedua sayapnya harus cepat-cepat turun untuk membantu pertahanan. Saat menyerang, maka kedua striker disupport oleh 1 gelandang serang di tengah dan kedua sayap, dengan umpan-umpan crossing dari sayap adalah nyawa dari serangan tim.
Akan tetapi, pola ini mengandung kelemahan dalam hal variasi serangan, dimana para bek biasanya sudah mempelajari dengan baik pola crossing yang memang relatif mudah untuk dibaca. Juga mengandung kelemahan dalam bertahan, dimana 1 gelandang bertahan sering kali tidak cukup untuk membendung serangan.

Oleh karena itu dikembangkanlah pola 4-5-1 (atau bisa disebut juga 4-3-3). Pola ini bisa berbentuk 4-2-3-1 atau 4-1-4-1. Pola 4-2-3-1 dipakai jika menginginkan keseimbangan bertahan dan menyerang yang baik, dimana akan ada 6 pemain yang cenderung bertahan dan 4 pemain cenderung menyerang. Pola ini dipakai oleh Jerman (Schweinsteger sebagai pemain jangkar dan Sami Khedira sebagai petarung), Spanyol (Xabi Alonso sebagai jangkar & Sergio Busquets sebagai petarung), dan Belanda (De Jong sebagai petarung & Van Bommel sebagai jangkar).
Pola yang sama juga dianut oleh Arsenal saat mencetak rekor tidak terkalahkan dalam satu musim dan 49 pertandingan, dengan 5 pemain tengahnya yaitu Gilberto Silva sebagai DM tipe petarung, Viera sebagai DM tipe jangkar, Pires & Ljungberg sebagai sayap, dan Bergkamp sebagai attacking midfielder sekaligus second striker.
MU juga menganut pola yang 4-2-3-1 dengan Carrick sebagai petarung, Fletcher sebagai jangkar, dan Anderson/Scholes sebagai playmaker. Hanya saja Scholes sudah mulai tua dan Anderson belum cukup mampu menggantikannya, tetapi MU cukup tertolong oleh penampilan Rooney yang benar-benar menjadi lumbung goal MU atau CR pada musim sebelumnya.
Sedangkan Chelsea, cukup berani memainkan dua striker murni karena mempunyai CM yang sangat baik dalam bertahan dan menyerah seperti pada Lampard, Ballack, Kalou, dan Malouda, juga mempunyai DM jangkar yang sangat tangguh pada diri Essien. Chelsea agak goyah ketika Essien cedera, tetapi dengan cepat bisa diatasi dengan memainkan Mikel sebagai pengganti dan menarik Anelka ke sayap.
Nah Liverpool, ternyata kehilangan Xabi Alonso dan lamanya cedera yang dialami Aquilani membuat mereka harus terlempar dari The Big Four karena tidak adanya pemain jangkar yang cukup baik.
Argentina dan Brazil juga memakai pola 4-2-3-1 tetapi kedua pemain DM-nya adalah tipe petarung, yaitu Mascherano dan Rodrigues di Argentina, serta Gilberto Silva & Melo di Brazil. Dengan tiadanya pemain jangkar yang membawa bola dari belakang ke depan, itu terlihat sekali bahwa ada missing link antara lini depan dan lini belakang pada tim Brazil dan Argentina jika dibandingkan dengan yang terjadi pada tim Jerman, Belanda, & Spanyol.

Pola 4-1-4-1 dipakai jika pelatih ingin permainan lebih menyerang. DM yang digunakan adalah satu yaitu yang bertipe jangkar, dengan dua buah AM dipasang atau dua striker dengan second striker agak ke tengah. Pola 4-1-4-1 ini dipakai oleh tim Inggris, Portugal, & Perancis. Juga dipakai oleh Spanyol, Jerman, dan Belanda saat gol belum juga didapatkan setelah permainan sudah cukup lama dijalankan. DM tipe jangkar pada pola 4-1-4-1 haruslah yang benar-benar fit dan berkualitas, harus bisa bertarung dan mendelivery bola ke depan dengan sama baiknya. Xabi Alonso, Schweinsteiger, Van Bommel, dan Tiago (Portugal) adalah beberapa DM jangkar yang fit dan berkualitas di piala dunia 2010. Oleh karena itu ketiga tim tersebut mempunyai keleluasaan untuk memainkan baik 4-2-3-1 maupun 4-1-4-1.

Kali ini saya akan menganalisis mengapa Inggris bisa kalah telak dari Jerman. Dari sudut pandang pentingnya pertahanan dalam sepakbola modern, bisa dikatakan bahwa Inggris memang tidak beruntung karena tidak memiliki kiper yang bagus dan DM yang fit. Gareth Barry adalah DM tipe jangkar yang bagus, hanya saja ia tidak fit, selain karena umur yang sudah mencapai 29, ia juga baru saja sembuh dari cedera yang lama. Capello memang memilih untuk memainkan Gerrard dan Lampard di tengah, hanya saja Gareth Barry yang kurang fit ini dimanfaatkan dengan baik tim Jerman. Seharusnya Inggris memainkan dua orang DM untuk menopang Gerrard dan Lampard yang sering dimainkan bersama, dimana harus memilih Gerrard atau Lampard untuk ditaruh di tengah dan satunya lagi di sayap.
Dari gol pertama yang dibuat oleh Klose, terlihat sekali bahwa Klose sukses besar memanfaatkan longgarnya pertahanan karena John Terry harus agak ke depan untuk mendukung Gareth Barry yang sendirian menjaga zona tengah. Gol kedua, ketiga, dan keempat, adalah karena tidak siapnya Inggris menghadapi serangan balik, dimana disinilah letak pentingnya DM yang fit karena DM akan mengamati pergerakan lawan & memutus aliran bola.
Mungkin akan berbeda hasilnya jika Inggris mempunyai DM seperti Xabi Alonso, Pattrick Vierra, Van Bommel, atau Schweinsteiger; masih muda, fit, dan berkualitas.

Pada pertandingan Brazil vs Belanda, di gol pertama yang dicetak oleh Robinho, itulah harga yang harus dibayar karena Nigel de Jong tidak main.

Pada pertandingan Belanda vs Uruguay, terlihat bahwa pola 4-4-2 yang diusung oleh Uruguay sangat rapuh menghadapi serangan yang begitu intens dari Belanda. Terutama karena Belanda banyak mengandalkan serangan dari tengah dan dari bola-bola bawah, memanfaatkan longgarnya lini tengah karena hanya ada satu orang DM disana.

Saat gol Puyol tadi malam, kamera langsung membidik kekecewaan yang begitu dalam pada Schweinsteiger & Khedira karena memang keduanya lah yang seharusnya memperhatikan betul pergerakan pemain macam Puyol yang tiba-tiba muncul dari belakang.

-2010 07 08-

***agak kacau nih strukturnya. bae lah.

Monday, May 31, 2010

KRIMINALISASI TEMBAKAU




Di dunia, saat ini sedang gencar diwacanakan tentang bahaya tembakau dan produk-produk derivatifnya. Memang benar rokok adalah berbahaya jika dihisap. Tapi apakah tembakau memang sepenuhnya berbahaya dan harus dimusnahkan?


Mari kita lihat dulu dua ilustrasi berikut.



KRIMINALISASI GANJA


Jaman Majapahit, ujung tombak dalam sistem ekonomi dan pertahanan adalah kapal laut dan perahu bercadik. Perahu bercadik milik Majapahit terkenal dengan kecepatannya, sehingga disebutnya terbang di atas air. Perahu-perahu ini banyak digunakan oleh militer Majapahit untuk patroli di sekitar pulau-pulau yang dikuasasi oleh Majapahit. Begitu pula dengan kapal milik Majapahit; terkenal dengan kecepatannya. Salah satu hal yang menjadi faktor utama adalah Majapahit menggunakan serat ganja sebagai bahan untuk membuat kain. Nah, kain inilah yang digunakan oleh Majapahit di layar di perahu dan kapal. Karakteristik kain dari ganja adalah kuat dan ringan seperti sutra.


Tanaman ganja dibudidayakan untuk diekspor ke Eropa,Australia, Swiss, dan Selandia Baru.

Negara-negara tersebut melakukan riset yang mendalam untuk membuat ganja menjadi obat kanker, bahan kertas, sampo, sabun, minyak angin,minuman ringan, hingga bumbu masakan yang mempunyai khasiat baik bagi kesehatan.

Lagi-lagi, bahwa ganja dikampanyekan untuk dimusnahkan karena tidak baik untuk kesehatan jika dihisap, padahal ada manfaat-manfaat lain yang sangat besar artinya. Cara terbaik untuk mengalihkan orang mengkonsumsi ganja sebagai zat adiktif adalah dengan mempergunakan ganja untuk hal lain yang bermanfaat luas.


Kegunaan ganja lebih lengkap silahkan cek di:

http://legalisasiganja.blogspot.com/



KRIMINALISASI KELAPA


Pada suatu masa (penulis kesulitan mendapatkan referensi) pernah kelapa dihabisi dan diganti kelapa sawit. Akhirnya ditemukan bahwa VCO (yang notabene dari tanaman kelapa) dan produk turunannya ternyata luar biasa nilai tambahnya.


Di Philipina, turunan dari produk tanaman kelapa lebih dari seratus. Di Indonesia produk turunan kelapa baru sekitar belasan. Tatkala produk VCO dan turunannya sudah mendunia, tanaman kelapa sudah sangat minim.


Manfaat kelapa bisa dilihat di link berikut:

http://en.wikipedia.org/wiki/Coconut



MANFAAT LAIN TEMBAKAU


Yang sering didengungkan oleh berbagai aktivis anti rokok adalah NO TOBACCO, bukan NO CIGARETTE. Hal ini tentu mengusik kita. Sudah menjadi pemahaman yang umum bahwa sesuatu yang sangat berbahaya, kemungkinan besar mempunyai manfaat yang besar pula.


Seperti halnya nuklir yang bisa digunakan sebagai sumber energi yang sangat besar, tembakau juga mempunyai manfaat yang sangat besar.


Manfaat tembakau antara lain :

1.Untuk melepas lintah yg sedang menempel di kulit manusia untuk menghisap darah, sementara yg diketahui "teknologi" untuk melepas lintah adalah dari air tembakau. Bisa disimpulkan dan diperkirakan bahwa di tembakau ada bahan2 farmasi yg belum sepenuhnya diketahui apa saja unsur2nya.
2.Pada unsur2 kimia yg ada di tembakau semisal nikotin dll, ditemukan ternyata dapat menjadi bahan anti karat pada besi tipe N80, yg biasa digunakan sebagai pipa minyak.

Lebih lengkap mengenai manfaat tembakau bisa dilihat di link berikut:

http://divinecigarette.com/web/

dan
http://umarbadarsyah.wordpress.com/2009/12/29/tembakau-tidak-selalu-rokok-sebuah-alternatif/



Tembakau adalah aset . Kalau yg dipersoalkan adlh rokok dan dampaknya, ya jangan tembakaunya yg disalahkan.


Belum lagi kita perlu juga meninjau aspek ekonomis-nya jika secara tiba-tiba produksi rokok dihentikan. Ada ribuan orang yang akan kehilangan mata pencaharian jika industri rokok berhenti.


Cara paling baik adalah dengan inovasi penggunaan tembakau untuk hal yang bermanfaat, sehingga petani tembakau tetap bisa menanam tembakau, dan (setidaknya) tidak semua pekerja di pabrik rokok akan menganggur karena dialihkan ke industri yang baru.


CIGARETTE, NO. TOBACCO, YES.

Monday, May 24, 2010

Pendidikan Dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi

Argumen pemerintah yang dikemukakan ketika membicarakan tentang mahalnya biaya pendidikan adalah adalah karena dengan terbatasnya anggaran, pemerintah juga harus memperhatikan sektor lain yang berkontribusi terhadap perekonomian, seperti pembangunan infrastruktur, dsb.
Jadi, hitung-hitungannya, dengan skema pembiayaan pendidikan seperti sekarang, menurut pemerintah akan lebih menguntungkan untuk pembangunan ekonomi.

Ketika memperbincangkan kemajuan ekonomi, akan memunculkan pertanyaan: dengan cara apa perekonomian negara Indonesia bisa berkembang sehingga bisa menjadi negara maju (advanced country)?


Jika mendapat pertanyaan seperti itu, maka saya akan menjawab: kuncinya adalah di pendidikan dan pemerintahan.





Kita bisa memperdebatkan sampai kepala pecah tentang apa mazhab ekonomi yang paling baik, apa kebijakan publik yang paling tepat, apa strategi perdagangan yang paling OK, dsb.

Program apapun, tanpa dukungan yang memadai dari kualitas manusia dan kualitas birokrasi, tidak akan sukses. Seperti halnya permainan sepakbola, strategi apapun tidak akan sukses tanpa pemain yang bagus dan fasilitas yang memadai.

Jeffresy Sachs (The End of Poverty, 2005) mengemukakan 6 buah faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

1. Inovasi.
2. Budaya (karakter sebuah bangsa).
3. Birokrasi.
4. Kondisi politik.
5. Modal.
6. Kondisi geografis.

Poin 1 & 2 adalah bagian dari pendidikan. Sedangkan poin 3 sampai 6 adalah bagian dari program dan kerja pemerintah.


Kita memang harus meninjau tentang sistem pendidikan seperti apa yang baik.

Kemudian kita harus meninjau lagi apakah benar negara ini tidak mempunyai uang untuk membiayai pendidikan; apakah pemerintah telah mengelola resource dan keuangan dengan baik.
Selain itu kita juga harus meninjau, apakah kesenjangan sosial, yang diakibatkan oleh mahalnya biaya pendidikan, selaras dengan tujuan negara tentang "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".


Pendidikan yang akan membuat sebuah negara menjadi negara maju adalah pendidikan yang membebaskan warganya; yang membuat warganya menjadi manusia dewasa, berani berinisiatif, berani berideologi dan berprinsip, dan berkarakter pemimpin; bukan pendidikan yang membuat warganya hanya bisa menghafal, pragmatis, memikirkan dirinya sendiri, dan membebek pada pemimpin mereka.

Pendidikan yang akan membuat sebuah negara menjadi negara maju adalah jika pendidikan bisa diserap oleh semua warganya, tanpa terkecuali.

Pemerintah mengatakan bahwa dana untuk pendidikan kurang, walaupun klaim ini dengan mudah dibantah karena manajemen yang kurang baik dalam mengelola anggaran yaitu terjadi mis-alokasi, pemborosan, dan kebocoran (dengan tingkat kebocoran sekitar 30%); belum lagi bila kita meninjau ulang jumlah resource yang dimiliki negara ini yang bisa kita manfaatkan dengan maksimal jika pengelolaannya baik; olehkarenanya jika resource dan keuangan negara dikelola dengan baik, masalah pendidikan yang mahal tidak perlu terjadi.

Selain itu juga perlu kiranya ditanamkan bahwa mengucurkan uang untuk pendidikan adalah masuk ke komponen investasi, bukan beban.

Ada yang mengatakan bahwa Indonesia menganut sistem liberal. Tentu ini memunculkan perdebatan karena dasar negara kita, yaitu UUD dan Pancasila, tidak menghendaki sistem liberal.

Tapi untuk sistem liberal pun, Indonesia tidak akan sukses, karena syarat mutlak suksesnya sistem liberal adalah semua orang mempunyai "fasilitas" yang sama untuk berkompetisi dan bersaing. Sistem liberal tanpa kesetaraan kemampuan untuk bersaing hanya akan mengakibatkan kesenjangan sosial. Dan kesenjangan sosial, yang bisa diakibatkan dari mahalnya biaya sekolah, adalah musuh keseimbangan dan juga musuh kemanusiaan.

Pertumbuhan adalah penting, dimana pertumbuhan ekonomi di sebuah negara bisa dicapai walaupun kegiatan ekonomi hanya dilakukan oleh segelintir orang.

Akan tetapi kita harus ingat bahwa dunia berjalan dengan satu aturan, yaitu aturan keseimbangan.
Jika keseimbangan terabaikan, maka cepat atau lambat, tatanan yang dibangun akan runtuh.
Tentu kita tidak sedang membicarakan negara kita bisa berkembang dengan pertumbuhan yang tinggi kemudian runtuh karena ada tatanan yang tidak seimbang, seperti ambruk karena subprime mortgage di US atau runtuh karena kesenjangan sosial dan pemerintahan diktator seperti di Indonesia tahun 1998.
Ini adalah tentang pertumbuhan yang tanpa melupakan tentang sustainability dan keadilan sosial.



Bayangkan betapa majunya sebuah negara jika negara yang mempunyai resource sedemikian besar seperti Indonesia; dimana semua warganya berkompetisi dengan kepandaiannya, inisiatifnya yang tinggi, dan prinsip hidup yang dijunjungnya; ditambah lagi pemerintahnya yang selalu siap siaga memberikan dukungan dengan berbagai kebijakan yang efektif dan efisien, serta birokrasi yang profesional dalam membangun lingkungan yang kondusif untuk riset, inovasi, dan entrepreneurship, tentu tanpa melupakan unsur keadilan sosial untuk seluruh warganya.


Demi kesejahteraan yang berlandaskan keadilan sosial, pendidikan di Indonesia semestinya bisa dijangkau oleh semua warganya, tanpa kecuali; karena negara ini bisa dan MAMPU.


salam,

Saturday, May 22, 2010

Just Curious,,,

Manusia mempunyai organ-organ tubuh yang menunjang kelangsungan hidupnya. Organ-organ ini mempunyai tugas yang spesifik dan berkoordinasi secara sempurna.
Untuk bisa hidup secara nyaman secara fisik, manusia hidup berdasarkan dua aturan.

Aturan pertama adalah, manusia hidup berdasarkan range tertentu.

Misalnya, dalam hal suhu udara, manusia yang terbiasa hidup di lingkungan tropis (panas) akan mengalami kesulitan hidup di lingkungan dingin seperti eropa saat musim dingin atau kutub utara. Yang lain lagi, dalam hal mengangkat beban; seseorang yang kurang berlatih atau beraktifitas mengangkat beban, akan kesulitan mengangkat beban, walaupun mungkin hanya 30kg atau 40kg. Juga orang yang jarang berlatih akan kesulitan jika harus bermain sepakbola 2 x 45 menit. Bagi mereka yang terbiasa hidup di kota dengan segala fasilitas yang ada pasti akan kesulitan jika tiba-tiba harus hidup di hutan tanpa persiapan mental dan skill yang cukup. Contoh-contoh ini membuktikan bahwa manusia hidup pada range tertentu.
Range ini dipengaruhi terutama oleh kebiasaan kita. Ya kebiasaan. Kita pasti pernah atau bahkan sering mendengar atau membaca bahwa awalnya kita yang membentuk kebiasaan, dan kemudian kebiasaan itu yang akan membentuk kita.

Aturan kedua adalah, manusia adalah makhluk yang sangat pandai beradaptasi.

Manusia bisa hidup dari lingkungan yang paling dingin di daerah kutub utara, sampai ke lingkungan paling panas di gurung Sahara. Manusia bisa hidup dari yang hampir tidak pernah olahraga sehingga obesitas, sampai yang hidupnya selalu dipenuhi aktifitas mengangkut beban macam kuli angkut di pelabuhan dan pasar. Manusia bisa hidup di daerah pantai yang panas dan lembab, dan juga di daerah pegunungan seperti Tibet yang kering dan dingin. Artinya, bahwa manusia bisa hidup di manapun karena pandai beradaptasi. Jika hewan hanya mengandalkan insting dan "fasilitas" di fisiknya seperti bulu, maka manusia bisa menyelesaikan masalahnya menggunakan akal dan kreativitasnya.

Pertanyaan pertama, apakah manusia bisa hidup di kedua lingkungan yang ekstrim?

Jawabnya adalah bisa, tentu dengan periode adaptasi tertentu. Orang yang terbiasa hidup di lingkungan tropis akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di Rusia yang dingin dan kering. Begitu pula dengan orang eskimo, pasti shock begitu ditaruh di gurun Sahara.
Proses adaptasi membutuhkan perjuangan. Kadang disertai rasa sakit, baik fisik maupun mental. Tetapi bukan berarti tidak bisa.

Proses adaptasi yang lebih mudah dilakukan adalah jika beralih dari lingkungan yang "kurang nyaman", ke lingkungan yang "lebih nyaman". Misalnya dari lingkungan Afrika yang panas & kering, ke lingkungan tropis yang lebih sejuk dan basah semacam Indonesia. Atau misalnya dari daerah kumuh dan penuh kriminal di Honduras, pindah ke California yang jauh lebih teratur dan bersih.


Nah, ini memunculkan pertanyaan kedua, jika manusia sudah mencapai keadaan nyamannya di daerah yang lebih nyaman seperti contoh di atas yaitu di Indonesia dan California, apakah ia masih punya "sense" terhadap lingkungan yang lama?

Maksudnya adalah, apakah ia akan dengan mudah juga untuk kembali hidup di lingkungan yang lama? Tentu ini debatable, tapi besar kemungkinan ia akan mengalami kesakitan yang luar biasa ketika harus kembali ke habitatnya yang lama.
Artinya adalah, bahwa ketika sudah mencapai kenyamanan pada level yang tinggi, akan susah bagi seseorang untuk kembali menjalani hidup ke level rendah, walaupun dulu pernah hidup di level tersebut. Hal ini bisa berarti susah dalam artian tubuh akan menolak, maupun kemauan tidak ada lagi.


Dari uraian di atas, bisa kiranya kita tarik kesimpulan yaitu seseorang akan mengerti betul bagaimana keadaan sebuah lingkungan jika ia tinggal di dalamnya. Orang Indonesia akan sangat mengerti tentang bagaimana lingkungan tropis dibanding orang eropa atau orang korea misalnya. Orang Afrika jauh lebih mengerti tentang mensiasati lingkungan yang ganas di sekitar mereka dibanding siapapun di dunia ini.

Tentu orang kutub utara akan susah diajak ngobrol tentang ganasnya lingkungan Afrika; orang Indonesia yang mengeluh tentang cuaca pasti akan bersyukur bahwa negeri ini sangat ramah terhadap manusia kalau diajak ke kutub utara yang dingin; begitu juga orang yang tinggal nyaman di Bali tidak akan "mudeng" kalau diajak ngobrol tentang susahnya hidup sebagai orang Papua. Orang yang hanya bisa bermain catur yang membutuhkan pikiran, pasti kesulitan jika diajak bermain bola yang memerlukan kemampuan fisik; begitu juga jika seseorang yang hanya memainkan basket, ia akan linglung kalau ditantang catur.

Dan kemudian akan sampai pada pertanyaan berikutnya.

Jika seseorang telah beralih ke lingkungan yang jauh lebih nyaman, akankah ia tetap bisa "mengerti" beratnya hidup di lingkungan yang lalu?
Maksudnya bukan hanya mengerti ia mengetahui, tetapi ia mempunyai empati.
Jawabannya bisa 2 macam.

Ada orang yang migrasi ke California kemudian lupa bagaimana rasanya tinggal di Honduras yang kumuh, miskin, dan penuh dengan kriminalitas. Untuk membantu saudaranya dan masyarakatnya di tempat asal, kecil kemungkinan ia akan melepaskan kenyamanan hidupnya di California dan kemudian berkarya di Honduras. Kemungkinan paling besar adalah ia mengirimkan sejumlah uang dan hadiah kepada saudara-saudaranya. Apakah saudara-saudara kandungnya cukup bahagia dengan uang kiriman tersebut, dan apakah ia bisa membantu tetangga-tetangganya yang lain, itu akan segera dilupakannya karena yang penting baginya adalah ia tetap nyaman dan tetap bisa membantu. Tidak peduli apakah bantuannya bermanfaat maksimal atau tidak.


Akan tetapi ada juga orang yang tetap menjaga agar dirinya tidak terlena di lingkungan yang nyaman, ia akan tetap bisa "merasakan" betapa tidak enaknya lingkungan yang dulu pernah ia hadapi. Dan orang seperti ini akan berusaha memperbaiki lingkungan yang tidak nyaman tersebut, atau mengajak saudara-saudaranya atau orang-orang yang pernah dikenalnya ke lingkungan yang lebih nyaman.

Orang ini, walaupun tinggal di lingkungan yang enak, ia tidak terlena dengan melalaikan latihan fisik, ia tidak terlena bermewah-mewahan dan menjauhkan dirinya dari kesederhanaan hidup.
Ketika ia tinggal di California, tidak hanya mengirimkan uang dan hadiah ke Honduras, tetapi ia juga mengorbankan kenyamanan hidupnya dengan menabung dan kembali ke tanah kelahirannya untuk memperbaiki keadaan.
Orang ini, adalah orang yang bisa menjaga nuraninya; ia tidak melupakan jasa sang angin ketika ia sudah bisa terbang.


Dari uraian bahwa manusia hidup dalam range tertentu dan manusia pandai beradaptasi, akhirnya kita sampai pada pertanyaan terakhir dan inti dari tulisan ini:


Jika seseorang mengaku (sampai sekarang masih) peduli pada kemiskinan dan kebodohan, tetapi terus-terusan enggan menanggalkan baju mewahnya, apakah ia jujur dan bukan sedang berfantasi?



Wallahu'alam.


-ismail-

Thursday, May 20, 2010

Ideologi Parpol; Masihkah Relevan?

Memperbincangkan ideologi, untuk saya, selalu menarik. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa ideologi adalah kuno.

Definisi;
An ideology is a set of ideas that discusses one's goals, expectations, and actions.
A political ideology is a certain ethical set of ideals, principles, doctrines, myths, or symbols of a social movement, institution, class, and or large group that explains how society should work, and offers some political and cultural blueprint for a certain social order.

Hatta pernah menulis, bahwa demokrasi adalah tentang kedewasaan berpikir dan bertindak, bukan tentang kebebasan. Lebih lanjut, Hatta berpendapat bahwa politik adalah panggung untuk memperjuangkan ideologi yang diyakini dalam membangun sebuah masyarakat (society?).

Sedangkan yang sekarang terjadi adalah, sebagian besar parpol tidak jelas mengusung ideologi apa.
Parpol yang seharusnya menjadi salah satu pagar dalam menjaga nilai, malah menjadi sekedar mesin pengumpul suara, tanpa peduli lagi nilai-nilai seperti apa yang diusung dan kader partai seperti apa yang ingin dibentuk. Kabar tentang jupe dan maria eva akan dicalonkan menjadi pemimpin daerah adalah bukti atas hal ini.
Wajar jika ketika pemilu parpol lebih banyak bersuara tentang rakyat dan banyak yang "mengunjungi" rakyat, karena itulah yang efektif untuk mendulang suara. Dan ketika pemilu selesai, maka dimulailah episode sinetron dengan rakyat menjadi penonton atas tingkah polah para politisi berebut kuasa untuk diri mereka sendiri.

Partai berbasis massa memang cenderung mengedepankan image karena memang efektif untuk meraup suara. Seperti PNI dengan soekarno yang dicintai rakyatnya, dan yang paling baru adalah PD dengan SBY yang santun.
Sedangkan partai kader, cenderung mengedepankan ideologi. seperti Sutan Sjahrir dengan Partai Sosialis Indonesia (dengan beberapa tokoh PSI yang dikenal, seperti Subadio Sastrosastomo, Sutan Takdir Alisyahbana, Prof Sarbini Somawinata, Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, dan Mochtar Lubis), dan mungkin sekarang bentuk partai kader ini sedang diperjuangkan oleh PKS. Partai kader mempunyai sistem nilai tertentu dan setiap orang yang ingin bergabung menjadi kader harus melewati tahapan rekrutmen. Di satu sisi partai kader ini sangat ideal, yaitu sebagai institusi penjaga nilai; akan tetapi, di sisi yang lain, kurang bisa menjadi mesin peraup suara.

Jadi, ketika kita komplain atas tindakan politisi atau parpol yang menurut kita "kurang berkenan", sebenarnya salah sasaran. Karena sejak awal memang sebagian besar parpol tidak memiliki sistem nilai. Mungkin kita saja yang sebenarnya naif, bahwa politik adalah tentang memperjuangkan nilai-nilai. Padahal mungkin mereka yang duduk dan berdiri disana hanya berpikir tentang kepentingan dirinya. Kejadian Bu SM, yang beberapa bulan sebelumnya dikatakan oleh SBY bahwa Bu SM adalah menteri favoritnya, "dipindah" ke WB, mengindikasikan hal ini.

Agak masuk akal jika kita komplain karena misalnya PDIP yang mendeklarasikan bahwa partainya adalah partai kerakyatan, ternyata lebih terlihat memperjuangkan kaum elit. Atau misalnya kita komplain atas kader PKS yang mendeklarasikan dirinya partai Islam, ternyata mempunyai masalah dengan perilaku kadernya.
Akan tetapi jika PD atau Golkar misalnya terkesan lebih peduli dengan kehidupan para penyandang dana kampanye mereka, apa yang akan kita komplain menjadi tidak relevan karena kita tidak jelas mengetahui bagaimana parpol tersebut "berpikir".

Menarik jika kita membaca tentang Amartya Sen yang mengusung ide corective justice. Memang faktanya tidak ada ideologi yang menjamin bahwa sistemnya akan benar-benar adil. Tetapi ide corective justice menurut saya tidak bertentangan dengan adanya ideologi.
Ideologi akan membuat seseorang atau institusi mempunyai pegangan, sehingga akan ada konsistensi dalam berpikir dan bertindak. Sedangkan corective justice, akan membuat seseorang atau institusi senantiasa mengoreksi dan memperbaiki ideologi yang mereka usung sehingga bisa cukup aplicable dalam mewujudkan cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang adil.

*just my two cents.

salam,

ismail

Wednesday, April 21, 2010

PEREMPUAN; ANTARA KELUARGA DAN VISI HIDUP

Seringkali kita mendapati bahwa ketika sebuah pasangan menikah, pihak perempuan (terpaksa) harus merelakan visi hidupnya, yaitu mimpi dan cita-cita hidupnya, demi bersama dengan sang suami. Ada yang menjadi ibu rumah tangga, dan ada pula yang meninggalkan pekerjaan yang disukainya dengan memasuki pekerjaan yang kurang disenanginya.

Pertanyaannya, apakah salah kalau perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga? Tentu jawabannya tidak. Sebagai ibu rumah tangga, akan ada banyak sekali hal yang dikerjakan; mulai dari membangunkan anak, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah dan perabot, membayar tagihan bulanan, belanja kebutuhan sehari-hari, memasak makan siang dan makan malam, mengatur pengeluaran, antar-jemput anak sekolah, dll. Hal in menunjukkan bahwa menjadi ibu rumah tangga yang baik pun perlu “pintar”, dalam artian butuh manajemen yang baik dan stamina yang bagus, apalagi jika harus mengajari anak-anaknya yang sudah SMP, karena ada kecenderungan mata pelajaran makin susah.

Terus apa tujuan dari tulisan ini?
Tulisan in berusaha menelaah tentang perempuan dalam peranannya sebagai ibu, perempuan sebagai manusia yang mempunyai mimpi dan cita-cita, dan perempuan sebagai makhluk sosial yang mempunyai tanggun jawab terhadap sesama.
Tentu karena saya belum menikah, akan ada error disana-sini, oleh karena itu saya meminta bantuan untuk memberikan pandangan kepada rekan-rekan di milis alumni Fisika Teknik ITB untuk membahas hal ini.
Tulisan ini merupakan kompilasi dari berbagai pandangan yang ada, dengan beberapa penambahan.
Saya sangat mempersilahkan jika akan mengkritik atau memberikan saran.

……………………………………………………………


INTRODUCTION

Kita semua pasti setuju bahwa selayaknya lah kita memuliakan perempuan, bukan hanya karena alasan kemanusiaan, akan tetapi karena kemampuan mereka dalam menyeimbangkan dunia yang penuh dengan persaingan dan perlombaan, dunia yang hanya mengenal pemenang atau pecundang, sebuah dunia “milik” laki-laki. Kehadiran perempuan akan membuat dunia ini menjadi penuh kasih sayang, penuh dengan kelembutan, dan dengan demikian akan menjadi indah.

Hanya saja, sangat disayangkan ketika ada seorang perempuan yang sangat berbakat dan mempunyai visi hidup yang bagus, tiba-tiba harus merelakan dirinya “mengalah” demi mengurus keluarganya. Seperti yang telah saya jelaskan di atas, mengurus keluarga bukan hal yang sepele. Sebagian orang mengatakan bahwa, sikap mengalah sang istri adalah wujud cintanya pada sang suami. Akan tetapi perempuan juga mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya terhadap masyarakat, terutama bagi mereka yang talented, sehingga harus direncanakan dan diatur betul agar perempuan bisa menyeimbangkan antara tuntutan keluarga, cita-cita hidupnya, dan keberadaannya di dalam masyarakat.

Sepertinya tidak masalah jika sejak awal, perempuan tersebut memang dengan senang hati dan merasa bisa melakukan banyak hal ketika menjadi ibu rumah tangga. Akan tetapi akan menjadi masalah manakala sang perempuan tersebut mempunyai keinginan yang kuat untuk berkarya. Stress karena merasa “kurang berguna” sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan seseorang tidak memiliki gairah hidup.
Mari menelaah beberapa latar belakang yg menjadikan perempuan memiliki pola pikir “mengalah” seperti itu.

Pertama, harus diakui bahwa kita hidup di dalam masyarakat patriarki, masyarakat yg memiliki budaya yang melemparkan semua urusan domestik rumah tangga pada perempuan sehingga perempuan hanya punya sedikit waktu yang dicurahkan untuk meningkatkan daya pikir dan wawasannya sendiri. Sudah tentu perempuan yg sangat talented-pun sejak kecil sudah terpapar (ter-indoktrinasi) oleh stigma atau rules yg berlaku dimasyarakat tersebut. Pola pikir demikian sudah menghunjam hingga alam bawah sadar. Disamping itu, tekanan dan tudingan dari masyarakat sekitar akan lebih dulu diarahkan ke perempuan jika terjadi hal buruk pd keluarga, mis: sang anak tidak naik kelas. Jadi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, perempuan harus menghitung semua beban faktor tersebut dalam meniti karir.

Kedua, by nature perempuan sudah diberi insting lebih untuk mengasuh; yang memang berguna karena perempuan memiliki kodrat untuk hamil, melahirkan, dan menyusui. Proses tersebut dapat membuat kedekatan batin yang tak terbantahkan antara ibu dan anak, apalagi jika terdapat kesulitan (e.g: sakit) yang teramat sangat dalam proses kehamilan dan kelahiran menyebabkan ikatan tersebut makin kuat. Sehingga perempuan karir cenderung menghitung juga faktor social-personal (terutama anak) jika dibandingkan dg sisi finansial dan posisi. Jika dia melihat dan menimbang bahwa ada terlalu banyak sisi social-personal yg dikorbankan tetapi menurut dia tidak sesuai dg perolehan sisi-financial maka banyak yg memilih utk drop her career. Contohnya banyak perempuan karir yg tak ingin kehilangan "moment" atau masa tumbuh kembang anak saat masih balita; those moment will never come back again, they said.

Jadi, perempuan dalam masyarakat demikian sudah punya beban/tanggungan tak kasat mata di punggungnya. Mereka boleh berlaga tetapi dg membawa beban di punggung. Selalu di ingatkan:"hey your role is in domestic area". Slogan menjadi "ibu yang baik" lebih di dengung-dengunkan dibanding slogan menjadi "bapak yang baik". Slogan "istri shaleha" lebih diutamakan dibanding "suami shaleh". Jadi berbeda dengan pria, yang keberhasilannya di ukur di atas panggung, maka perempuan keberhasilannya diukur di belakang panggung.

Sekarang sudah tentu ada terjadi pergeseran nilai. Ada perempuan yang menganggap tugas domestik dan mengasuh/mendidik anak tidak seluruhnya adalah tugas perempuan (karena anak adalah hasil perbuatan berdua toh?). Ada pula yang menganggap perempuan punya hak yang sama untuk meningkatkan daya pikir dan wawasannya sendiri dan menuntut adanya "suami shaleha". Jika sang suami se-ide, maka berbahagialah dia, karena adanya pembagian tugas yg disepakati kedua belah pihak. Tentu tidak hanya berbagi tugas yg terlihat secara fisik, tetapi juga mau berbagi tugas beban "perasaan" di hati. Pada posisi tersebut maka perempuan merasa bahwa sang suami bisa mengimbangi keinginan dan ide-idenya.



VISI HIDUP INDIVIDU = VISI HIDUP BERSAMA

Bagaimana cara mensiasati jika sebuah pasangan ingin mencapai visi hidup dari keduanya?
Ketika sudah menikah, visi hidup seseorang tidak bisa lagi visi hidup masing-masing individu -- bisa-bisa malah berantakan dua-duanya kalau ternyata berseberangan. Bisa saja tetap ada visi hidup masing-masing invidividu, tapi visi hidup individu harus mendukung visi hidup bersama.

Sebelum ada janji pernikahan, misalnya saat pacaran, adalah saat tepat untuk membahas dan merencanakannya. Buat dulu rencana-rencana apa yang ingin dilakukan jika sudah menikah -- sang suami mau mengejar apa, sang istri mau mengejar apa, bagaimana dengan rencana memiliki anak, rencana pengeluaran, tanggung-jawab dalam mengelola keuangan, etc.; banyak-banyak lakukan simulasi 'what-if'. Tanpa ada diskusi sebelum nikah, yang akan terjadi adalah kekecewaan. Jika ternyata diskusi tidak mendapatkan titik temu, tidak apa-apa pacaran bubar. Lebih baik bubar saat pacaran daripada setelah pernikahan.

Sejak pengambilan keputusan itu, diharapkan tidak ada lagi keluhan-keluhan dari pasangan, walau kadang-kadang menyesal itu watak manusia -- kadang-kadang kita harus melewati masa buruk seperti grafik sinusoidal.

Kuncinya adalah bukan menyelesaikan apa yang sudah terjadi, tapi membuat rencana bersama. Setiap kali ada sebuah keputusan yang ingin diambil oleh salah satu pihak, sebaiknya diskusikan untuk bicara tentang keuntungan, resiko, dan juga concern yang ada. Memang terasa lebih bertele-tele, tapi itulah pernikahan; dua individu yang punya dua ego tapi harus selalu berjalan bersama-sama.



AKTUALISASI DIRI vs MENGURUS KELUARGA (ANAK)

Pertanyaan yang cukup berat untuk dijawab adalah bagaimana cara perempuan bisa mengaktualisasikan dirinya, mencapai mimpi dan cita-citanya, ketika dirinya juga merasa harus mencurahkan hati dan pikiran untuk keluarganya (terutama anaknya)?

Sejak punya anak, maka bagi sebagian besar perempuan, prioritas hidup berubah; sehingga tujuan hidup juga berubah total. Menjadi bagian penting dari perusahaan bukan lagi menjadi hal yang utama dan terasa membanggakan. Apalagi jika melihat si anak sangat butuh pendampingan yg intensif agar bisa tumbuh kembang dg "standar normal".

Proses untuk menata kembali hidup adalah dengan kembali melihat "apa dan mana" yang lebih penting, menata ulang seluruh cita-cita dan tujuan hidup ke depan, serta mempersiapkan ilmu dan mental untuk berubah haluan. Untuk sebuah visi hidup, terdapat jenis pekerjaan atau kegiatan yang bermacam-macam yang bisa dilakukan; tentunya diperlukan kerja ekstra keras untuk mendapatkan peluang.

Persiapan untuk merubah haluan tak bisa dalam sekejap, kadang butuh beberapa tahun untuk bisa ganti haluan, termasuk di dalamnya proses untuk pikir-pikir, persiapan, dan tengok-tengok kanan-kiri. Keputusan yang diambil bisa mendasarkan pada parameter bagaimana passion dari seseorang, prospek pengembangan diri ke depan, dan tentunya seberapa banyak waktu, pikiran, dan tenaga yang akan tersita.



JIKA VISI HIDUP KELUARGA YANG DIANUT ADALAH VISI HIDUP PEREMPUAN

Memberikan pendidikan atau istilah lain memberdayakan perempuan akan membuat perempuan mempunyai pilihan dalam hidupnya. Pada saat ini, konon, 50% dari working force di usa diisi oleh perempuan, tapi masih berada di level bawah, belum di inner circle.

Jika visi hidup yang dominan “dipakai” di keluarga adalah dari pihak lelaki, maka hal ini sepertinya sudah cukup umum di masyarakat kita, dimana kemudian pihak perempuan mengalah.
Nah, bagaimana jika visi hidup yang dianut adalah dari pihak perempuan?
Apakah perempuan siap menjadi nakhoda dalam suatu biduk rumah tangga, melayarkannya dengan speed yang sama dengan lelaki? Walaupun banyak perempuan yang secara teknis mampu melakukannya bahkan mungkin lebih mampu dari pasangannya, kemungkinan besar sebagian besar perempuan, apapun rasnya, belum siap dengan mentality ini.

Pada saat ini di berbagai perusahaan, posisi di middle management saja masih langka diisi oleh perempuan. Perempuan yang terjerumus disini akan menemukan dirinya agak kesepian, harus mencoba sedemikan rupa menyesuaikan dengan lelaki, apalagi bila sudah di inner circle, dan akan bertambah berat lagi kalau tidak disupport pula sama pasangannya.

Berikut ini cuplikan yang menarik dari kisah hidup margareth tatcher;

(Ini pidato beliau waktu suaminya meninggal) Thatcher paid tribute to him by saying, "Being Prime Minister is a lonely job. In a sense, it ought to be—you cannot lead from a crowd. But with Denis there I was never alone. What a man. What a husband. What a friend".

Now in her declining years, she began complaining about her "lost" family, (Mark in South Africa, Carol in Switzerland) , but her daughter was less than sympathetic; "A mother cannot reasonably expect her grown-up children to boomerang back, gushing cosiness and make up for lost time. Absentee Mum, then Gran in overdrive is not an equation that balances.


Memang uraiannya cukup panjang, akan tetapi pesannya sederhana: jika engkau ingin agar engkau dan pasanganmu sukses bersama-sama, kejar mimpimu, dan cari pasangan yang juga berjalan kearah mimpi yang sama.


Didiklah perempuan kalau kita ingin memajukan suatu bangsa [unknown].


Selamat Hari Kartini, 21 April 2010


Thanks to: Bu KD, Mas AA, Bu Esthi, Uni Riza, Bu Fanny, Bu EB, Cak Datuk, dan rekan-rekan lainnya di milis alumni Fisika Teknik yang telah memberikan pandangannya.

Monday, April 19, 2010

Penciptaan,,,

Suatu ketika, Allah menciptakan seorang manusia. Diciptakan-Nya manusia tersebut dengan kondisi fisik yang sempurna. Kemudian, diberi oleh-Nya rencana hidup hidup yaitu kapan lahir, siapa orang tuanya, anak ke berapa, bagaimana rejekinya, kapan meninggal, dsb; serta diberi-Nya pula bekal untuk mengarungi hidup di dunia, yaitu apa saja bakat yang dimilikinya, apa saja sifatnya, bagaimana tingkat kecerdasannya, dan semacamnya. Kemudian, terjadilah percakapan antara Tuhan dan manusia tersebut.


Manusia (M) : Ya Allah, sebentar lagi aku akan dilahirkan ke dunia, aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan pada-Mu, Ya Allah.


Allah : Silahkan.


M: Untuk apa aku diturunkan ke dunia, Ya Allah?


Allah: Tugasmu di dunia adalah untuk menjadi khalifah. Menjadi seorang pemimpin. Yaitu pemimpin dalam bermanfaat bagi sesama.


M: Aku dengar bahwa dunia bisa memberiku banyak hal, seperti kemewahan, kekuasaan, dan kesenangan. Apakah aku akan bisa mendapatkan hal tersebut, Ya Allah?


A: Tentu saja engkau bisa mendapatkan hal itu. Hanya saja, segala kesenangan hanya akan membuatmu terlupa dengan tugas utamamu, yaitu untuk bermanfaat bagi sesama.


M: Aku mengerti, Ya Allah. Aku dengar bahwa dunia sangat kejam. Ada manusia yang membunuh sesamanya, ada manusia yang mencuri dari sesama. Tampaknya manusia seringkali hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa peduli ia menerjang apa, atau ia menendang siapa. Rasanya, tugas yang Engkau berikan berat sekali, Ya Allah. Aku tidak yakin bagaimana akan bisa melakukannya.


Allah: Tentu Aku memberimu fasilitas khusus dan perbekalan untukmu agar bisa melakukan tugasmu. Fasilitas yang aku berikan adalah orang tua yang bisa memberimu kasih sayang dan mendidikmu menjadi manusia dewasa, aku memberimu jalan hidup yang memungkinkanmu mendaki sampai puncak kejayaan hidupmu, dan aku memberimu lingkungan masyarakat dan teman-teman yang akan memberimu pelajaran dan mendewasakanmu.


M: Dan perbekalannya?


Allah: Aku memberimu perbekalan berupa bakat, kepandaian, dan karakter yang akan memberimu cukup kekuatan untuk mengarungi dunia.


M: Aku mengerti, Ya Allah. Akan tetapi, mengapa aku melihat ada calon manusia yang lain diberi fasilitas dan perbekalan yang berbeda?


Allah: Karena mereka mempunyai tugas yang berbeda. Secara umum tugas manusia adalah sama, tetapi secara khusus berbeda-beda karena tidak ada manusia yang bisa melakukan segalanya. Aku memberi manusia fasilitas dan perbekalan yang sesuai dengan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawabnya.


M: Aku mempunyai fasilitas dan perbekalan yang lebih baik dibanding yang lain. Apakah artinya aku mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, Ya Allah?


Allah: Iya. Dan jangalah engkau bersedih hati jika nanti hidupmu terasa berat. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan yang menantimu, dan tentu saja ada hadiah yang besar jika engkau bersabar dan ikhlas.


M: Aku telah mengerti, Ya Allah.


Allah: Ingat satu hal. Lakukan semuanya dengan ikhlas; hanya karena mengharap ridho-Ku. Maka engkau akan bahagia.



Dan kemudian, (calon) manusia tersebut lahir. Mulai ia belajar mengenal dunia, mengenal arti hidup, dan mulailah ia mengisi hidup. Tiada yang lebih baik bagi manusia, selain mereka yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.



“Life is never easy for those who dream.”

~ Robert James Waller (American author; also known as a writer, photographer and musician)

Tuesday, March 30, 2010

Pasangan Hidup; Antara Logika dan Perasaan

Akhir-akhir ini, tema yang sedang saya dalami adalah tentang bagaimana menentukan atau lebih tepatnya menemukan pasangan hidup. Judul sementara yang bisa saya temukan adalah 'Pasangan Hidup; Antara Logika dan Perasaan". Tentu yang pas di mata dan pas di hati.

Nah, definisinya panjang, oleh karena itu sekarang sedang saya kembangkan kerangka pikirnya. Clue-nya adalah bagaimana memilih calon pasangan, bukan hanya soal hati & perasaan, tapi juga ditinjau dari karakter, intelektualitas, dan pemikiran yang secara sederhana tergambar dalam misi dan visi hidup.

Sekarang sedang didiskusikan, dipikirkan, dan (mencoba) dituliskan. Dalam waktu dekat (insyaAllah) akan segera saya publish.

Best Regards,,,