Wednesday, September 08, 2010

frog princess,,,

tentu kamu boleh mencintai sesuatu dengan sepenuh hatimu dan segenap jiwamu. yang paling penting adalah, jangan sampai salah mengidentifikasi si sesuatu itu.


ada seorang teman mempunyai teori, bahwa ada satu fase dalam kehidupan seorang manusia dimana ia harus melepaskan sesuatu atau seseorang yang telah begitu dalam mengisi hatinya. hal ini adalah sudah menjadi rahasia Tuhan, bahwa manusia harus belajar untuk sabar, ikhlas, dan menghargai sesuatu. dan seperti biasa, Tuhan selalu memberikan pelajaran kepada kita melalui hal-hal yang seringkali membuat kita memecahkan kepala dan menguras emosi, bukan hanya sekedar dijejalkan kepada kita secara gratis.

begitu juga dengan hidup saya.

saya selalu memberikan kesempatan kepada diri saya untuk fokus dan bertanggungjawab atas apa yang saya pilih. ketika menjalani sesuatu dengan sepenuh hati, saya selalu menuntut diri untuk total, dan yang terjadi adalah saya memandang sesuatu tersebut sebagai satu-satunya hal yang pantas untuk diperjuangkan.

mengutip kata2 mas pram di Bumi Manusia,"seorang terpelajar haruslah adil, bahkan sejak dalam pemikirannya", membuat saya hanya menyediakan satu ruang di dalam hati saya yang cuma sebiji ini
untuk diisi oleh seseorang. selesaikan satu persatu, ambil resiko, jika gagal maka ngga perlu lagi memandang ke belakang, itu prinsip saya, yang jelas tidak mudah. karena resikonya adalah ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan, maka tidak ada lagi back up plan dan selalu susah untuk move on.

tetapi sekarang saya sudah belajar, bahwa fokus dan kemudian gagal bukan berarti harus berlama-lama tenggelam di dalam kegagalan tersebut.
setiap akhir dari sesuatu adalah awal dari sesuatu yang lain.
kegagalan boleh selalu berulang ratusan atau bahkan ribuan kali, tetapi yang harus ada adalah bahwa pastikan kita menjadi manusia yang lebih baik karena kita lulus, bukan sekedar lolos, dari ujian-ujian tersebut.

mungkin Allah tidak mengijinkan kita untuk berhasil karena kita salah mengidentifikasi sesuatu yang kita perjuangkan. kalau apa yang kita perjuangkan selaras dengan apa yang Allah rencanakan, maka tiada lagi hal yang bisa merintangi untuk berhasil.

sebuah cerita populer mengatakan
"you have to kiss a lot of frogs before you find your handsome prince". anyway, dengan konteks yang mirip dengan cerita tersebut, saya merasa bahwa sepertinya kemarin-kemarin saya mengidentifikasi 'katak' yang salah, maka tidak heran jika hasilnya kurang baik.
dan akhir-akhir ini saya merasa akhirnya bisa mengidentifikasi 'frog princess' milik saya dengan benar.
ya, hidup saya memang selalu ditempel oleh cobaan, hampir tidak ada yang mudah di dalam kamus hidup saya, yaitu bahwa kenyataannya apa yang saya identifikasi tersebut tidak sedang dalam kondisi yang netral.

eh. imbas dari ketidaknetralan tersebut, membuat saya harus menahan dan bahkan mengalihkannya kepada hal yang salah, dengan alasan bahwa saya tidak boleh egois, mementingkan diri sendiri, dan sebagainya. bahkan, sebagai akibat posisi dia yang sudah tidak netral, saya kadang sengaja bertingkah laku konyol atau kurang baik agar dia memandang jelek saya dan menjauh dari saya. hanya saja, ini ada sejuta pertanyaan, yaitu entah kapan saya bisa mengeluarkannya. ya seperti yang dibilang oleh Dr. Otto Octavius di Spideman 2 lah, toh saya juga tidak akan bisa menyembunyikan selamanya. juga mas john mayer sampe bikin lagu dengan judul "say", dan ada band lokal bernama endah 'n ressa jg menyuarakan yang sama. sehingga sepertinya lebih baik saya keluarkan ketika memang disana masih ada kesempatan.
dan akan ada lagi berjuta-juta pertanyaan, yaitu kemungkinan seperti apa yang akan terjadi ketika akhirnya saya mengambil resiko.

anyway, ada juga teman saya yang lain pernah mengatakan. bahwa ada satu fase hidup dimana kita akan menyukai hal-hal yang kita inginkan, dalam artian bahwa yang kita inginkan adalah karena sesuatu itu terlihat keren, sexy, atraktif, dsb.
dan kemudian kita menuju fase kedua, yaitu kita menyukai hal-hal yang kita butuhkan, dalam artian bahwa yang kita butuhkan adalah sesuai dengan karakter dan mimpi2 kita. dalam fase kedua ini, kita justru mengesampingkan hal-hal yang menjadi pertimbangan utama dalam fase pertama (keren, sexy, atraktif).
meminjam slogan salah satu sekolah SMA terkenal di bandung, "knowledge is power, but character is more". nah, di fase kedua ini mempunyai slogan yang mirip, "beauty is power, but character is more".
dan sepertinya, saya sudah berada di fase kedua tersebut.

apapun hasilnya nanti, yang pasti saya bersyukur karena ternyata parameter-parameter yang saya jadikan landasan saya berpikir bukan omong kosong, yaitu bahwa itu nyata adanya.
memang ia tidak sempurna, tetapi akan keterlaluan sekali jika saya meminta lebih untuk sesuatu yang begitu indahnya.

God always has a good reason.

3 comments:

  1. waaah, sangat terinspirasi...
    hmmm... salah identifikasi ya? bisa jadi. waktunya saya me-review blue-print Beliau...
    terima kasih sharingnya.

    ReplyDelete
  2. wah makasi udah mampir.
    ini mah curcol sebenarnya, hanya karena tidak tahu mau diungkapkan dengan cara seperti apa.

    anyway, sepertinya akan lebih enak buat saya kalau Anda meninggalkan nama deh.

    salam kenal,

    ReplyDelete
  3. bagus Il :)
    haha jadi inget, di kuliahku tentang "narrative of taste", ada perdebatan tentang "what is beauty?" dan yang dijadikan perdebatan adalah antara karakter dan kecantikan: Minerva atau Venus. dan yang menarik, konklusinya satu: "everyone loves Minerva after everyone slept with Venus"
    di satu sisi, dalam konteks ini mungkin juga bisa diartikan bahwa kita mencari apa yang kita "butuhkan" (atau kata Mail, "fase kedua")-kasarnya- setelah kita "gagal" mendapatkan apa yang "diinginkan"--atau gagal menemukan kepuasan pada yang kita "inginkan". entah itu yang namanya blessing in disguise atau kita sengaja menganggap itu "keberuntungan" hanya untuk menghibur diri kita sendiri karena ga mendapat yang kita inginkan.
    sebagian orang yang terbiasa mendapat yang diinginkan pun biasanya pada akhirnya menyadari bahwa mereka perlu apa yang mereka "butuhkan", bukan yang sekedar "diinginkan"; makanya mereka agak terlambat menyadari apa sesungguhnya "frog prince/cess" itu.
    sekali lagi, "everyone loves Minerva after everyone slept with Venus"
    -3sa

    ReplyDelete